REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Surat kabar Turki Hurriyet Daily mengungkap detil pelaku pembunuhan Duta Besar Rusia Andrey Karlov dan keterkaitannya dengan Fethullahist Terrorist Organization (Feto), Rabu (21/12). Mevlut Mert Altintas diduga memiliki sejumlah keterkaitan dengan organisasi Feto tersebut.
Presiden Recep Tayyip Erdogan menganggap mereka adalah teroris. Menurut Fevzi Kizilkoyun dari harian Hurriyet, Altintas terlibat dalam penyelidikan terhadap FETO pada 2015.
Ia juga berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan Gulenis di provinsi Izmir pada 13 Agustus 2015. Kolumnis Hurriyet, Abdulkadir Selvi juga mendukung spekulasi tersebut. Selvi adalah salah satu yang pertama menyebut serangan didalangi FETO.
Selvi mengatakan Altintas berpartisipasi dalam delapan program Erdogan di Ankara pascaupaya kudeta 15 Juli lalu. "Ada hubungan menarik dari Altintas," kata Selvi. Ia menambahkan Altintas adalah bagian dari unit penyedia keamanan domestik.
Namun menurutnya, Altintas tidak bisa dideteksi pada malam sebelum upaya kudeta. Ia mengajukan cuti sekitar 7.45 pagi pada 15 Juli. Selvi tidak menjelaskan asumsinya terhadap Altintas setelah kudeta.
Muharrem Sarikaya dari surat kabar Haberturk juga menekankan kemungkinan Altintas terkait FETO. "Sekolah dan kursus yang ia hadiri, data keluarganya juga menunjukan keterkaitan dengan FETO," kata Sarikaya.
Menurutnya, koneksi lebih jauh masih diselidiki. Kolumnis harian Postam, Nedim Sener mengatakan Altintas sempat kursus di tempat Gulenis di distrik Soke, provinsi Aydin.
Baca juga, Erdogan: Pembunuh Dubes Rusia Pengikut Gulen.
Menurutnya, biaya pendidikan Altintas juga berasal dari pengusaha FETO yang saat ini buron, Sahin Ilgi. Sejumlah kenalan dari Soke mengaku kaget dengan tindakan Altintas.
"Ia berada di Soke sampai SMA. Ia adalah anak yang periang dan baik. Ia tidak pernah menyakiti siapa pun atau membuat keributan," kata guru Altintas yang meminta tidak disebutkan namanya.