Jumat 23 Dec 2016 16:45 WIB

Lorong Indah Itu Bernama Lorong Garden Makassar

Lorong Garden di Lorong Setapak 3 di Kelurahan Bonto Makkio, Kecamatan Rappocini, Makassar, Sulawesi Selatan
Foto: joko sadewo
Lorong Garden di Lorong Setapak 3 di Kelurahan Bonto Makkio, Kecamatan Rappocini, Makassar, Sulawesi Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, Biasanya hal yang terbersit di kepala kita tentang gang-gang di perkotaan biasanya adalah gambaran tentang jalan kotor, gelap, gersang, lingkungan yang kumuh, dan sekelompok berandalan yang sedang kongkow di ujung gang. Tapi tidak semua yang ada di kepala kita tentang gambaran gang perkotaan itu benar. Salah satunya jika kita melongok gang yang ada di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Coba tengok Lorong Setapak 3 di Kelurahan Bonto Makkio, Kecamatan Rappocini. Gang yang lebarnya tidak lebih dari tujuh meter ini terlihat asri. Jalannya bersih, rapi, banyak tanaman hijau, tembok maupun halaman rumah warga -yang juga sangat rapat pun- terlihat enak dipandang.

Lorong Setapak 3 memang menjadi salah satu lorong yang dijadikan 'Lorong Garden' oleh warga setempat. Apa itu Lorong Garden? Sebenarnya Lorong Garden adalah sebuah program Pemerintah Kota Makassar, yang inisiatifnya dari masyarakat tetapi dikembangkan pemkot setempat.

Program ini selain dimaksudkan untuk memperbaiki kondiri lorong-lorong di Kota Makassar. Lorong yang biasanya kumuh dan sering menjadi sumber penyakit sosial, ingin diubah menjadi lorong yang asri, sejuk, indah, bahkan ditargetkan menjadi salah satu sumber ekonomi masyarakat.

Ketua RW 06 Kelurahan Bonto Makkio, Andi Matengkuan mengatakan Lorong Setapak 3 mulai diubah warganya sejak tiga bulan yang lalu. Dimulai dengan melakukan kegiatan bersih-bersih lorong, melakukan penataan lingkungan, hingga menghijaukan lorong dengan berbagai tanaman.

"Warga kita yang berinisiatif. Pemerintah hanya membantu dan menyiapkan beberapa kebutuhan kita," kata Andi.

Misalnya, warga yang menyediakan pot tanaman, membersihkan lingkungan, menanam, hingga menjaganya. Sementara pemerintah membantu menyediakan mesin pencacah untuk mengolah sampah menjadi pupuk, tenaga ahli, maupun menyediakan bibit tanaman.

Warga, kata Andi, senang dengan kondisi lorong yang berubah menjadi bersih, sejuk, dan banyak tanaman. Ada warga yang menanam cabe, timun, selada, sawi, terong, dan lain-lain. Ada yang ditanam langsung di tanah kosong, tapi sebagian besar ditanam di dalam pot.

Camat Rappocini, Amri Haiya mengatakan di wilayahnya ada dikembangkan lima lorong yang dikembangkan menjadi Lorong Garden. Keberadaan Lorong Garden, menurut dia, diharapkan juga akan memberi dampak ekonomi bagi warga.

"Ke depan kan rencananya mau ditanami cabe. Nantinya hasil panennya akan dibeli pihak perusahaan yang bekerja sama dengan Pemkot Makassar," ungkap dia.

Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto mengatakan, Lorong adalah ibarat sel kota dan otaknya adalah pemerintah. "Sel dan otak menjadi penentu apakah kota itu bisa terus hidup, sehat atau bahkan mati,” kata Wali Kota yang biasa disapa Danny ini.

Pemerintah Kota Makassar, kata Danny, salah satu hal yang akan dijalankan pemeritahannya adalah melakukan restorasi tata ruang Kota Makassar menjadi berstandar dunia. Karena itu ia melihat perlunya melakukan restorasi atas lorong.

Banyak persoalan sosial yang ada di Lorong. Mulai dari masalah begal motor, orang-orang yang derajat kesehatannya rendah, hingga banyak masyarakat miskin yang tinggal di lorong. "Maka pendekatan kita bukan komunitas, tetapi pendekatan ruang yang di dalamnya multikomunitas, jelas dia.

Dijelaskannya, Lorong Garden akan dikembangkan dengan melakukan penanaman cabe. Diharapkan ini akan menghasilkan pendapatan yang besar bagi masyarakat yang tinggal di lorong.

"Jika Pemerintah Makassar bisa menyatukan 7.000 lorong maka akan menghasilkan kekuatan ekonomi kerakyatan yang besar," ungkapnya. Cabe ataupun tanaman yang dihasilkan dari Lorong Garden nantinya akan dibeli pemerintah yang akan membentuk Badan Usaha Lorong (Bulo).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement