REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel memeriksa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selama tiga jam pada Senin (2/1). Pemeriksaan ini mengenai apakah dia secara ilegal menerima hadiah dari pendukung kaya dalam penyelidikan yang mengguncang panggung politik negeri itu.
Para penyidik memeriksa Netanyahu di kediamannya di pusat Yerusalem mengenai 'dugaan menerima keuntungan', menurut juru bicara kepolisian tanpa memberikan informasi rinci lain.
Menjelang pemeriksaan, Netanyahu membantah melakukan pelanggaran apa pun dan meminta lawan-lawan politiknya menahan 'perayaan'.
Kementerian Kehakiman Israel dalam satu pernyataan menyatakan, bahwa petugas dari unit anti-korupsi kepolisian melakukan pemeriksaan itu, menambahkan bahwa Netanyahu "diduga menerima hadiah dari pengusaha." Penyelidikan yang telah lama berlangsung itu, ditujukan untuk mengetahui apakah pengusaha Israel dan luar negeri memberikan hadiah senilai puluhan ribu dolar kepada Netanyahu.
Jaksa Agung Avichai Mandelblit dilaporkan menyetujui peningkatan penyelidikan tersebut sebagai penyelidikan kriminal. Pada Senin pagi, layar-layar dipasang di gerbang masuk pusat Yerusalem untuk melindungi kedatangan para penyidik.
"Kita mendengar semua laporan media. Kita melihat dan mendengar semangat dan atmosfer pesta di studio-studio televisi dan koridor-koridor oposisi," kata Netanyahu kepada anggota parlemen dari Partai Likud, pada Senin dalam video yang diunggah di halaman Facebook dia.
"Saya ingin memberi tahu mereka untuk menunggu melakukan perayaan. Jangan tergesa. Saya kasih tahu dan saya ulang: Tidak akan ada apa-apa karena memang tidak ada apa-apa. Kalian akan terus memompa balon udara panas dan kami akan terus memimpin negara Israel."