REPUBLIKA.CO.ID, TAWANG -- Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya baru yang terletak di Jalan Letjen Mashudi masih belum bisa ditempati. Gedung tersebut masih dalam proses pembangunan.
Sekretaris MUI Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi mengatakan proses penuntasan pembangunan tersebut memerlukan dana Rp 1,7 miliar. Hingga saat ini, dana pembangunan gedung sebagian besar mengandalkan sumbangan saja.
”Dari pemkot juga ada sumbernya dari APBD senilai Rp 250 juta disatukan dengan dana operasional,” katanya pada wartawan, Sabtu (14/1).
Ia menjelaskan Kemenag sebenarnya ingin supaya pembangunan tersebut bisa segera selesai. Tetapi sampai kini mereka hanya sanggup mencicilnya setahap demi setahap.
”Ya kalau istilahnya ngeureuyeuh ada Rp 200 juta dibelikan bahan,” ujar pimpinan Ponpes Sulalatul Huda ini.
Dia mengatakan gedung MUI baru nantinya mempunyai ruang lebih besar dibandingkan dengan kantor lama yang terletak di pinggir Masjid Agung Kota Tasikmalaya atau Jalan Dr Soekardjo. Di gedung lama, MUI mengalami kesulitan mengadakan pertemuan atau rapat berskala besar. Selain itu, ruang kerja bagi 11 Komisi MUI juga tak mencukupi.
”Di gedung baru ini ada ruang pertemuan atau aula yang berkapasitas 500 orang. Sebelumnya kami sering menyesuaikan kadang-kadang di aula Pemkot, kadang-kadang di Mandalawangi. Kalau di gedung baru ini insya Allah tertampung. Kemudian kantor yang di dekat masjid agung akan digunakan Komisi Fatwa,” ucapnya.