REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Mohammad Siddiq menegaskan, tuduhan tidak Bhineka Tunggal Ika ke umat Islam sangat tidak tepat. Sebab, kebinekaan sendiri sudah tertera jelas dalam Alquran dan jadi kewajiban Muslim menjalaninya.
"Kebinekaan itu ada di Alquran, itu sudah jelas, umat Islam tidak mungkin mengabaikan kebinekaan," katanya di rapat pleno Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Rabu (18/1).
Siddiq melihat yang sebenarnya terjadi saat ini semua aspek sudah dikendalikan kapitalisme. Hal itu membuat selalu ada aspirasi mayoritas yang akan mendapatkan tuduhan-tuduhan.
Untuk itu, ia meminta umat Islam tidak lagi ditekan dengan berbagai tuduhan, apalagi yang berkaitan dengan kebangsaan seperti makar, tidak NKRI, apalagi tidak Pancasila. Terlebih, tuduhan-tuduhan itu tega dilancarkan kepada umat Islam, demi memberikan pembelaan atas suatu kasus penistaan agama.
Senada dengan itu, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin berandai-andai bila kasus penistaan agama bisa diselesaikan sejak awal, mengingat MUI sudah mengeluarkan fatwa. Ia merasa, situasi dan kondisi bangsa tidak akan bergejolak seperti sekarang, dengan umat Islam yang tertekan dan tertuduh.
"Jika kasus yang terjadi di Pulau Seribu sejak awal diselesaikan, tidak akan seperti ini," ujarnya.