REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mekanisme lain evolusi yang diuraikan al-Jahiz adalah mengenai transformasi spesies. Ia yakin bahwa transformasi dan mutasi pada spesies mungkin terjadi. Transformasi ini berlaku sebagai hasil dari pengaruh dan dampak faktor-faktor lingkungan.
Namun, ia menambahkan, kehendak dan kekuasaan Tuhan merupakan faktor penyebab utama dalam proses transformasi itu. Tuhan bisa mentransformasi spesies apa pun menjadi spesies lain, kapan pun.
Sedangkan soal dampak faktor lingkungan pada spesies, al-Jahiz yakin bahwa makanan, iklim, tempat berlindung, dan faktor lainnya memiliki dampak biologis dan psikologis terhadap spesies. Ia yakin faktor ini membuat sebuah spesies berjuang keras untuk bisa bertahan.
Al-Jahiz mengungkapkan, di sebuah lingkungan yang berubah, terdapat pula perubahan pada sejumlah karakter spesies dalam upaya untuk bertahan. Perubahan karakter ini pada generasi berikutnya, membuat sebuah organisme mampu beradaptasi dengan lingkungannya lebih baik.
Pemikiran al-Jahiz mengenai zoologi dan biologi evolusi ini, memberikan pengaruh pada perkembangan kedua kajian ilmu itu. Pandangannya mengenai biologi evolusi, memberi pengaruh pada kelompok Ikhwan al-Safa yang berkembang di masa Abbasiyah, juga filsuf lainnya.
Seperti Ibn Miskawayh, al-Biruni, ataupun Ibn Tufayl, yang melalui teori al-Jahiz, mampu melahirkan pandangan-pandangan baru. Teori al-Jahiz juga diusung cendekiawan Muslim lainnya, khususnya oleh al-Zakariyya al-Qazwini dalam karyanya, Aja'ib al-Makhluqat.
Juga, oleh Mustawfi al-Qazwini dalam karyanya Nuzhat al-Qulub dan al-Damiri dalam Hayat al-Hayawan.
(Baca: Al-Jahiz Urai Evolusi dan Seleksi Alam)
(Baca Juga: Tiga Mekanisme Evolusi al-Jahiz)