REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim kemarau tahun 2017 ini diprediksi mundur. Bila seharusnya kemarau sudah masuk di bulan April, maka tahun ini diprediksi kemarau baru dimulai di bulan Mei hingga Juni.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, tahun ini kondisi musim secara keseluruhan cenderung seimbang. Hal ini berbeda dengan tahun 2015 yang dipengaruhi oleh El Nino sehingga wilayah Indonesia cenderung kering. A
kibatnya, kebakaran hutan dan lahan sempat melanda sebagian wilayah di Indonesia. Kemudian pada tahun 2016, musim hujan di Indonesia cenderung dominan sehingga lebih basah.
Deputi Klimatologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo menjelaskan bahwa saat ini kondisi iklim masih masuk puncak penghujan dalam rentang November hingga Februari. Bahkan, di beberapa wilayah di Indonesia diproyeksikan masih mengalami puncak musim hujan hingga Maret mendatang.
Terkait dengan waktu tanam, musim hujan seperti ini tentu sangat cocok untuk komoditas padi. Namun, Mulyono menyebutkan bahwa transisi dari hujan ke kemarau justru cocok untuk tanaman palawija.
"Secara perencanaan, musim tanam Februaru bagus. Lalu Maret sudah mulai berkurang (hujannya), Maret berkurang, April sudah masuk waktu panen," ujar Mulyono di Kementerian Perekonomian, Rabu (1/2). Sementara itu, komoditas cabai masih bagus ditanam di masa transisi dari hujan ke kemarau pada Maret mendatang.