REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Muda Golkar Ahmad Doli Kurnia mengkritisi kedatangan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kapolda Metro Irjen Pol M Iriawan, dan Pangdam Jayakarta Teddy Lhaksmana ke rumah Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin. Karena kedatangan tiga pejabat negara tersebut disinyalir berkaitan dengan perkataan pelecehan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kepada Kiai Ma'ruf di pengadilan.
Doli menilai, tidak bisa ditampik pertemuan itu pasti terkait dengan perilaku Ahok dan tim pengacaranya yang sebelumnya melecehkan Kiai Ma'ruf yang juga rais aam PBNU itu di persidangan. Dari perkataan Ahok itu, muncul reaksi kemarahan yang begitu derasnya dari kalangan umat Islam, khususnya Nahdliyin.
"Ahok dan pendukungnya pun segera bekerja melakukan langkah-langkah antisipatif. Termasuk lah apa yang dilakukan Luhut," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (2/2).
"Jadi saya tidak heran, Kapolda dan Luhut bergegas menyambangi KH Ma'ruf Amin. Karena sejak lama saya pernah mengemukakan bahwa Jokowi dan pemerintahannya adalah pekerja Ahok," katanya.
Dan peristiwa datangnya Luhut itu, menurut Doli semakin menegaskan dugaan publik selama ini. "Apa hubungannya seorang Menko yang ngurusin laut ujug-ujug mendatangi Ketua MUI? Dan konon kabarnya Luhut menyampaikan permohonan maaf terhadap apa yang telah dilakukan Ahok," ujarnya.
Ia memandang, ini bukti menguatkan Luhut adalah tim suksesnya Ahok. Apalagi saat resmi menjadi Menko Maritim, pertama kali yang dilakukannya adalah menegaskan proyek reklamasi Pulau G akan terus dilanjutkan.
Ia pun heran saja Jokowi berkali-kali tidak jujur dengan mengatakan akan netral dalam Pilkada DKI. Dan heran juga, ada rahasia apa yang dimiliki Ahok, sehingga Jokowi harus mempertaruhkan bangsa ini demi Ahok yang prestasinya tak ada, kecuali terus-menerus membuat masalah.
"Ahok yang salah, yang minta maaf kok seorang menteri koordinator. Seperti kehilangan akal sehat saja," ujar dia.