REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Habib Novel Bamukmin mengatakan, pihaknya tidak ingin terprovokasi dengan maraknya pelemparan bom molotov. Pasalnya, kata dia, pihaknya ingin menjaga kondusifitas menjelang pemungutan suara yang akan berlangsung pada 15 Februari 2017 mendatang.
"Dalam hal ini kita tetap kondusif menjaga kondusifitas agar Pilkada berjalan damai kita enggak mau terprovokasi, saat ini biarlah. Namanya peneror kan pengecut cuma berani sembunyi-sembunyi kabur namanya juga teror ngapain kita ladeni," ujar Novel saat dikonfirmasi, Rabu (8/2).
Menurut dia, pihaknya saat ini hanya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian selaku lembaga penegak hukum agar dapat mengungkap pelaku pelemparan bom molotov yang telah berlangsung tiga kali tersebut.
"Kita menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian dari satu dua tiga kasus bom molotov semua kita serahkan kepada kepolisian," ucap dia.
Ia pun meyakini pihak kepolisian dapat menangkap pelaku pelembaran bom tersebut. "Kita percaya dengan kepolisian bisa menegakkan ini semua, bisa mengatasi ini semua. Ini tindakan hukum kita serahkan pada hukum," kata dia.
Seperti diketahui, hingga saat ini sudah tiga kali posko FPI dilembari bom oleh orang yang tak dikenal. Pertama, yang menjadi sasaran adalah Posko DPC FPI di Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Kamis (2/2) dini hari.
Kemudian Posko DPC FPI di Cimanggis Depok pada Selasa (7/2) dini hari kemafin, dan yang terakhir rumah sekretaris DPW FPI Jakarta Barat, Wawan Gunawan (36) di Kembangan, Jakarta Barat yang juga dijadikan posko FPI pada Rabu (8/2) dini hari tadi.