REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Syariah (Persero) atau BNI Syariah pada tahun ini akan mendapatkan suntikan modal dari bank induk BNI sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun. Direktur Utama BNI Syariah, Imam Teguh Saptono mengatakan, BNI induk akan memberikan suntikan modal dengan angka yang cukup untuk terus tumbuh pada angka optimal.
"Mengenai jumlah belum fix, tapi perkiraan saya sekitar Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun," ujar Imam pada Republika.co.id, Rabu (8/2).
Saat ini rasio kecukupan modal atau Capital Adequate Ratio (CAR) BNI Syariah yakni berada di posisi 14,92 persen. Apabila mendapatkan suntikan modal dengan nilai tersebut, Imam memperkirakan CAR perseroan akan naik menjadi 17 - 18 persen.
Dengan adanya injeksi modal ini, maka rencana anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini untuk initial public offering (IPO) kemungkinan baru akan dilaksanakan di tahun berikutnya. Selain itu, perseroan juga membuka untuk bekerjasama dengan strategic partner untuk menambah permodalan.
"Penambahan suntikan modal terlebih dahulu. Nanti kita pikirkan selanjutnya apakah dengan strategic partner atau ke IPO," kata Imam.
Sementara itu dari sisi ekspansi usaha, pada tahun ini perseroan akan fokus pada pembiayaan sektor produktif dan properti. Adapun sektor produktif terutama didorong melalui infrastruktur serta usaha mikro, kecil dan menengah.
Pembiayaan produktif ditargetkan tumbuh 20 persen dari realisasi tahun lalu yang tumbuh sebesar 14,1 persen menjadi Rp 8 triliun. Sementara dari sektor infrastuktur, perseroan akan mendapatkan porsi sekitar 5 persen dari proyek infrastuktur bank induk atau sekitar Rp 600 miliar.