Rabu 08 Feb 2017 18:41 WIB

Polisi Minta Bantuan FPI agar Massa tak Ikuti Aksi 112

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Kantor Polda Metro Jaya
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Kantor Polda Metro Jaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya meminta bantuan Front Pembela Islam (FPI) untuk mengimbau masyarakat agar tidak mengikuti aksi 112 pada Sabtu (11/2) mendatang. 

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan bahwa pihaknya juga sudah komunikasi dengan Polda lainnya untuk mengimbau masyarakatnya untuk tidak mengikuti aksi berjuluk 'Jalan Pagi Sehat Al Maidah 51' tersebut.

"Semuanya kita komunikasikan (ke Polda lainnya). Kita harap juga FPI imbau masyarakat untuk tidak turun ke jalan. Jadi kita saling komunikasi yang penting kegiatan itu tidak dilaksanakan dan Pilkada dapat berjalan lancar," ujar Argo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (8/2).

Argo kembali menegaskan bahwa aksi yang digagas Forum Umat Islam (FUI) tersebut tetap dilarang untuk dilakukan. "Polda Metro menegaskan kembali bahwa untuk kegiatan turun ke jalan tanggal 11 Februari, dilarang," ucapnya.

Argo menuturkan, berdasarkan pasal 6 UU No 9 Tahun 1998 disebutkan bahwa jika penyampaian pendapat di muka umum mengganggu ketertiban umum maka hal itu tidak diperbolehkan. Kemudian, lanjut dia, berdasarkan Pasal 15 UU No 9 Tahun 1998 maka aksi 112 dapat dilakukan pembubaran.

"Nanti kalau tetap melakukan kegiatan, nanti bisa kita kenakan pasal 15. Kita bisa membubarkan. Nanti misalnya tetap juga, ada pasal 16 di situ. Kita bisa berikan sanksi," ucap Argo.

Argo menambahkan, pihaknya tidak takut jika nantinya terjadi bentrokan dengan masyarakat yang tetap memaksakan kehendaknya untuk mengikuti aksi tersebut. Pasalnya, kata dia, pihaknya sudah menyiapkan cara khusus. 

"Kita punya cara sendiri ya. Kita akan komunikasikan dan yang terpenting bahwa tangg 11 Februari kita tidak mengizinkan," kata Argo.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement