REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Perbedaan negara dan kultur budaya membuat sejumlah kontingen Islamic Solidarity Games (ISG) III Palembang agak kesulitan beradaptasi dengan cita rasa makanan yang disediakan oleh panitia. Sejumlah kontingen mengaku makanan yang disediakan oleh panitia memiliki cita rasa kurang sesuai lidah mereka.
Salah satunya kontingen asal Libya, Arebi Ali yang mengaku tidak cocok dengan makanan yang disediakan panitia. Meskipun hidangan yang disediakan adalah masakan ala Timur Tengah Ali mengatakan makanan tersebut terlalu pedas.
"Di negara kami cita rasa makannya cenderung lebih asin dan berminyak," ujar atlet panahan tersebut, Rabu (25/9).
Selain masakan timur tengah, panitia juga menyediakan menu ala Eropa seperti spagethi akan tetapi Ali kurang menyukai masakan tersebut. Demi tetap mendapatkan energi, Ali lebih memilih untuk memakan desert dan mencari makanan cepat saji. Selain itu, dia juga membawa bekal kacang-kacangan kering dari negaranya.
Atlet lainnya yakni Behzad Pakzad juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya makanan ala Timur Tengah yang disediakan di hotel terlalu banyak bumbu dan kurang berminyak.