REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peranan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) tampaknya tidak berjalan sesuai dengan yang telah diamanatkan dalam Perpres No. 22 Tahun 2010. Hal itu diungkapkan Koordinator Forum Komunikasi Mantan Atlet Indonesia, Taufik Hidayat.
Sebab, saat ini satlak Prima yang seharusnya berperan penting dalam pelaksanaan Pelatihan Performa Tinggi (PPT) justru cenderung bertindak sebagai mediator administratif. Padahal jumlah sumber daya manusia di Satlak Prima tidaklah sedikit. Hampir 150 orang menjadi personel satlak Prima.
"Satlak (Prima) bak 'penampungan tenaga kerja', " kata Taufik dalam konferensi pers di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Senin (16/2).
Ungkapan tersebut bukan tanpa alasan, sebanyak 150 personel tersebut dinilai Taufik tidak kompeten di bidangnya. Tak pelak hal itu membuat banyak pasal yang tidak berjalan seperti seharusnya dan berdampak pada menurunnya prestasi Indonesia.
Tidak hanya itu, Tupoksi di Dewan Pelaksanaan dan Satlak Prima rupanya membuat tugas dan penugasan baik sebagai pengarah, pelaksana dan evaluator menjadi kabur. Disharmonisasi antara KONI dan KOI juga membuat kekuatan PB di bawahnya seolah terbelah.
"Masing-masing sibuk berebut pendukung yang tujuannya tidak lain untuk melanggengkan jabatan dan pengaruh," kata mantan juara dunia bulu tangkis ini menambahkan.
Transparansi dan tata kelola keuangan juga tidak absen dari permasalah yang menaungi olahraga Indonesia. Mantan atlet bulu tangkis itu bahkan menyebut bila kini cenderung lebih buruk. Hal ini jelas berakibat pada banyak hal seperti, tidak terdukungnya peralatan atlet Pelatnas dan pertandingan, mekanisme pencairan dana yang rumit, tersendatnya gaji atlet dan pelatih, jumlah kompetisi yang dikurangi dan lain sebagainya.
Seperti diketahui, prestasi Indonesia kian tahun terus mengalami penurunan. Pada Olimpiade 2012, Indonesia gagal merebut satu pun emas. Disusul melorotnya posisi tim Merah Putih pada SEA Games Myanmar 2013 yang hanya berada di peringkat empat. Begitu juga pada Asian Games Incheon 2014 yang terpuruk di bawah Thailand. Indonesia hanya finis di urutan 17.