REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia harus menerima kenyataan pahit berada di posisi kelima pada SEA Games 2015 di Singapura yang akan ditutup Selasa (16/6) malam. Pencapaian peringkat dan raihan medali tersebut jauh harapan. Karena itu, Menpora Imam Nahrawi mengajak kepada semua pengurus dan pembina cabang olahraga, KONI, KOI, dan Satlak Prima untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan pembenahan total dalam pembinaan olahraga nasional.
“Ini kenyataan yang harus diterima, tidak perlu saling menyalahkan dan kita tetap harus berterima kasih kepada atlet yang sudah berusaha maksimal. Menang atau kalah adalah bagian dari pertandingan. Namun demikian, hasil SEA Games 2015 ini menjadi momentum evaluasi dan pembenahan total bagi pemerintah bersama semua pengurus dan pembina serta seluruh stakeholder olahraga untuk menyiapkan langkah dan strategi besar serta melakukan konsolidasi menghadapi berbagai kejuaraan ke depan, terutama Asian Games 2018 yang akan digelar di Tanah Air,” ujar Menpora menanggapi pencapaian kontingen Indonesia pada SEA Games 2015 ini dalam rilisnya, Selasa (16/6)..
Selain persaingan di SEA Games yang makin ketat dan faktor tuan rumah yang memiliki hak keuntungan hak prerogratif dalam menentukan sebagian jumlah cabor dan nomor cabor yang dipertandingkan, ada faktor teknis dan non teknis lain yang bisa mempengaruhi pencapaian peringkat di SEA Games. Karena itu, evaluasi dan pembenahan total pembinaan harus segera dilakukan termasuk konsolidasi diantara stakeholder nasional guna memperbaiki prestasi.
Berada di peringkat kelima memang bukan kali pertama dialami Indonesia. Posisi tersebut pernah terjadi pada SEA Games 2005 di Filipina, saat Menpora Adhyaksa Dault belum lama menjabat dan kali pertama menangani SEA Games. Berangkat dari kondisi demikian, pemerintah kala itu kemudian melakukan gebrakan kebijakan dalam perbaikan pembinaan.
Cak Imam, sapaan akrab Imam Nahrawi, menegaskan bahwa pihaknya memang harus menyiapkan langkah dan strategi besar guna memperbaiki prestasi. Tentu saja saja secara sistematis, terukur dan lebih jitu, karena situasi sepuluh tahun lalu tentu sudah berbeda dengan saat ini. Tidak saja menyangkut atlet, tapi juga wasit dan juri berstandar internasional yang kualitas dan kuantitasnya harus ditingkatkan.
“Pembinaan olahraga itu berkesinambungan dan tidak instan. Saya sebagai wakil pemerintah pada gilirannya memang harus bertanggung jawab dengan kondisi saat ini dan karena itu harus menyiapkan berbagai langkah dan bekerja lebih keras untuk perbaikan ke depan. Pemerintah tidak akan tinggal diam, dan penting bagi kami untuk berkomunikasi, berkoordinasi dan mengajak stakeholder olahraga agar bergerak bersama-sama untuk mencari jalan terbaik agar memenuhi harapan masyarakat. Yang tidak mau bekerja keras, cerdas dan ikhlas membangun prestasi, silahkan menepi saja,” tegas politisi PKB ini.
Selain mengajak berbenah, Menteri asal Bangkalan Madura ini juga menyampaikan apresiasi kepada beberapa cabang olahraga (cabor) yang sukses menjadi juara umum cabor meski kontingen secara keseluruhan hanya berada di peringkat kelima. “Kita patut bangga dengan beberapa cabor yang sudah membuktikan diri mampu meraih prestasi terbaik di SEA Games 2015. Seperti judo, berkuda (equstrian), ski air dan rowing (dayung) yang bisa menjadi juara umum, juga bulu tangkis yang meraih prestasi bagus dengan langkah berani menurunkan atlet muda. Semoga prestasi cabor tersebut bisa lebih ditingkatkan lagi menghadapi level event yang lebih tinggi,” tutur Cak Imam.