Jumat 19 Aug 2016 16:15 WIB

Ini Evaluasi Manajer Tim Angkat Besi Indonesia

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Citra Listya Rini
Sri Wahyuni beraksi saat memperebutkan medali cabang angkat besi kelas 48 kilogram di Riocentro, Rio de Janiero, Brasil, Ahad (7/8).
Foto: Reuters/Stoyan
Sri Wahyuni beraksi saat memperebutkan medali cabang angkat besi kelas 48 kilogram di Riocentro, Rio de Janiero, Brasil, Ahad (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Ajang Olimpiade Rio de Janeiro 2016 hampir selesai. Indonesia telah berhasil menyabet dua medali perak dari cabang olahraga angkat besi.

Altlet angkat besi putri 48 kg Sri Wahyuni berhasil memenangkan medali perak usai mengangkat beban total seberat 192 kg. Total angkatan seberat 192 kg tersebut terbagi menjadi  85 kg untuk angkatan snatch dan 107 kg untuk angkatan clean and jerk.

Sementara itu, atlet angkat besi putra 62 kg Eko Yuli Irawan mengangkat beban total seberat 312 kg  saat mendapatkan medali perak. Total angkatan seberat 312 kg tersebut terbagi menjadi 142 kg untuk angkatan snatch dan 170 kg untuk angkatan clean and jerk.

Menurut Manajer Tim Angkat Besi Indonesia, Alamsyah Wijaya mengatakan hasil yang sudah dicapai Timnas Angkat Besi Indonesia sudah begitu bagus. Bahkan bagi Alamsyah, hasil dua medali perak ini di luar ekspektasinya.

“Kalau persiapannya lebih bagus mungkin hasilnya lebih baik. Untuk kedepannya saya pikir harus belajar dari sana,” ujar Alamsyah, saat dihubungi Republika, Jumat (19/8).

Alamsyah menuturkan beberapa hal yang menjadi catatan khusus dalam tim angkat besi Indonesia usai melakoni Olimpiade 2016. Menurutnya persiapan sebelum kompetisi harus dilakukan lebih rutin dan dalam jangka waktu lama.

Persiapan sebelum kompetisi juga harus melibatkan sports science yang lebih intens, menjaga fisik, dan psikologi atlet. Yang paling penting, Alamsyah mengatakan, adalah menjaga recovery (pemulihan) dan nutrisi atlet dengan baik dan benar melalui penerapan nutritionist (ahli gizi) yang melekat di dalam tim.

“Atlet level olimpiade tidak bisa ditreatment seperti atlet SEA Games. Tim pendukung seperti strength and conditioning coach, psikolog olahraga, nutritionist, masseur, fisioterapis, dokter cedera olahraga itu harus melekat dengan tim. Tidak bisa satu nutritionist dipakai 20 cabang olahraga. Mau diskusi sudah pusing duluan,” ujarnya menjelaskan.

Usai Olimpiade 2016 para atlet angkat besi Indonesia, Sri Wahyuni Agustiani (48 kg), Eko Yuli Irawan (62 kg), Muhamad Hasbi (62 kg), Dewi Safitri (53 kg), Triyatno (69 kg), I Ketut Ariana (69 kg), dan Deni (77 kg) pulang ke daerahnya masing-masing untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional XIX (PON XIX) di Bandung, Jawa Barat pada 17-29 Sepetember 2016.

Mereka akan dikumpulkan dan memulai latihan kembali di pelatnas pada 1 Oktober 2016 untuk persiapan SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. “Targetnya harus (mendapat) medali emas,” kata Alamsyah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement