REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi mengintruksikan kepada seluruh pengurus cabang olahraga (cabor) untuk mensosialisasikan masalah doping untuk seluruh atlet dan pelatih. Hal ini untuk mencegah adanya penggunaan doping bagik disengaja maupun yang tidak disengaja. Sosialisasi ini harus mengacu pada apa yang ada dalam WADA (World Anti Doping Agency).
“Agar kita tahu apa manfaat dan mudharatnya, apa saya yang tidak boleh diberikan,” tutur Nahrawi di sela acara pelantikan Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), di Jakarta, Rabu (11/1). Menurut dia, sangat disayangkan ada atlet dari Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) yang dinyatakan positif doping.
Dari hasil uji yang dikirimkan ke National Dope Testing Laboratory (NDTL) di New Delhi, India, sebanyak 12 atlet PON dan dua atlet Peparnas dinyatakan positif mengandung zat yang diklasifikasikan sebagai doping dalam darah mereka. Selebihnya, 464 sampel darah lainnya dinyatakan negatif untuk atlet PON dan 128 atlet Peparnas lain juga dinyatakan negatif.
Nahrawi mengungkapkan, kalau sosialisasi dilakukan sejak awal, maka seluruh atlet dan pelatih serta pendukung lainnya dapat menghindari untuk menggunakan zat yang dinyatakan sebagai zat doping. Nahrawi juga meminta khususnya pengurus baru PRSI untuk langsung bekerja melakukan sosialisasi terkait hal ini. “Harus sejak dini disosialisasikan soal doping baik untuk atlet maupun pelatihnya,” ujar dia.