REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan, PBB memiliki kekhawatiran terkait masalah yang dapat mempengaruhi perdamaian dan keamanan dunia, seperti terorisme. Dalam konferensi pers bersama yang dilakukannya dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir, Guterres menyatakan terorisme dapat dipicu oleh sikap Islamofobia.
"Satu hal yang dapat memicu terorisme adalah ekspresi Islamofobia dan ujaran kebencian di berbagai belahan dunia. Hal itu justru mendukung ISIS agar terus menyebarkan propaganda," ujar Guterres, saat berkunjung ke Riyadh, Arab Saudi, Ahad (12/2), dilansir dari Middle East Eye.
Komentarnya terkait Islamofobia berkaitan dengan sentimen anti-imigran yang semakin meningkat di beberapa negara. Di Prancis, politisi anti-imigrasi, Marine Le Pen, menentang, masuknya imigran Muslim yang mayoritas berasal dari daerah konflik di Timur Tengah. Sementara di AS, Presiden Donald Trump dengan jelas mengeluarkan perintah penghentian penerimaan pengungsi sementara selama 120 hari.
Dalam kunjungannya ke Riyadh, Guterres juga melakukan pembicaraan khusus dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk membahas isu keamanan. Menurutnya, Arab Saudi menjadi kunci untuk memerangi terorisme. "Arab Saudi adalah pilar stabilitas di wilayah ini, juga menjadi kunci dalam memerangi terorisme," kata dia.
Guterres juga bertemu dengan Putra Mahkota sekaligus Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef dan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk membahas perkembangan terbaru di kawasan Timur Tengah, terutama di Suriah dan Yaman. Ia mengapresiasi upaya Kerajaan Arab Saudi untuk memulihkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di wilayah tersebut.
"Raja dan Sekjen PBB meninjau upaya dan misi yang dipercayakan kepada PBB untuk mencapai perdamaian dan keamanan internasional," kata laporan yang diterbitkan oleh SPA, dilansir dari Arab News.
Al-Jubeir mengatakan, telah mendiskusikan banyak hal dengan Guterres terkait berbagai masalah, termasuk konflik di Suriah, Irak, Yaman, Libya, Iran, serta isu Islamofobia dan upaya kontra-terorisme. Ia juga menyatakan, harapannya agar dukungan global untuk oposisi Suriah yang moderat dapat terus berlanjut.