REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mantan ketua umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengatakan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hendaknya tidak hanya istimewa dari segi pemerintahannya saja. Tapi juga harus istimewa dalam bidang lainnya, terutama kerukunan, toleransi, dan keadilan sosial-ekonomi. Hal itu disampaikannya ketika menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) DIY di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, akhir pekan lalu.
Buya Syafii mengatakan memang ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi semua pihak dan elemen yang ada di Yogyakarta. Khususnya dalam hal pemenuhan keadilan masyarakat, baik dalam bidang sosial maupun ekonomi.
Menurut Buya, pemenuhan keadilan adalah sesuatu yang vital untuk diwujudkan dalam rangka menciptakan keamanan sekaligus menopang kebinekaan. "Sehingga Yogya ini tidak hanya istimewa dari segi undang-undang, tapi dari sisi keadilan, toleransi, juga istimewa," ujarnya seperti dilaporkan laman Suara Muhammadiyah, Ahad (19/2).
Buya menilai, keistimewaan Yogyakarta memang jangan hanya sekadar menjadi simbolik semata. "Tapi harus istimewa dalam semua lini semestinya," kata Buya.
Saat ini, Yogyakarta, lanjut Buya Syafii menerangkan, memiliki dana keistimewaan. Ia menyarankan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk menuntaskan permasalahan kesenjangan di Yogyakarta. "Sekarang ada dana keistimewaan. Karena tingkat kesenjangan dan kemiskinan di Yogya ini masih cukup tinggi, ini memang harus ditangani secara serius," ujarnya.
Menuntaskan kesenjangan dan menciptakan keadilan sosial bagi masyarakat, pada dasarnya, menurut Buya, merupakan cita-cita kemerdekaan. Jika hal itu tidak dilakukan, maka sama saja artinya dengan mengabaikan cita-cita kemerdekaan.