Senin 20 Feb 2017 18:02 WIB

Ribuan Warga Menderita TB di Indramayu

Rep: Lilis Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Contoh sampel sputun yang dikumpulkan dari pasien penderita tuberculosis (TB).
Foto: Reuters//Beawiharta
Contoh sampel sputun yang dikumpulkan dari pasien penderita tuberculosis (TB).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ribuan warga Kabupaten Indramayu menderita penyakit Tuberkulosis (TB) atau yang lebih dikenal dengan istilah TBC. Berbagai upaya pun dilakukan untuk menurunkan jumlah penderita penyakit yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis tersebut.

 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara menyebutkan, pada 2016, jumlah penderita TB di Kabupaten Indramayu seluruhnya ada 1.293 orang. Dari jumlah tersebut, ada 652 orang penderita dengan basil tahan asam (BTA) positif.

 

"(Kasus TB di Indramayu) ini tinggi," ujar Deden, saat ditemui Republika.co,id di sela acara Monitoring dan Evaluasi Kader TB HIV yang diselenggarakan PD Aisyiah Indramayu, di Aula BJB Indramayu, Senin (20/2).

 

Deden menjelaskan, penyebab tingginya kasus TB di Indramayu adalah dari faktor penularan. Menurutnya, TB sangat mudah menular dari penderita TB yang belum sembuh kepada orang lain di sekitarnya melalui percikan ludah.

 

Selain itu, Deden mengatakan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat di tengah masyarakat ikut memicu berkembangnya TB. Hal itu terutama dari para penderita TB yang dalam perilakunya tidak memahami cara batuk yang benar maupun cara membuang dahak yang benar.

 

Tak hanya itu, faktor lainnya adalah kurangnya pengawasan minum obat kepada para penderita. Ditambah lagi, adanya mitos yang berkembang di tengah masyarakat mengenai penyakit TB.

 

Untuk menurunkan tingginya kasus TB di Indramayu, Deden mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan puskesmas-puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk meningkatkan pelayanan dan penemuan penderita TB. Kerja sama juga dilakukan dengan klinik swasta maupun Ikatan Dokter Indonesia (IDI). "Kita meminta agar para dokter yang praktik swasta memberikan pengobatan (TB) dengan memakai program yang dilaksanakan Dinkes," tutur Deden.

 

Deden menambahkan, pihaknya juga bekerja sama dengan rumah sakit untuk pengobatan pasien yang keluar dari pengobatan puskesmas maupun pasien multidrug resistant. Selain itu, kerja sama juga dijalin dengan lembaga swadaya masyarakat, salah satunya PD Aisyiah Indramayu.

 

Ketua PD Aisyiah Indramayu, Nur Aliyah Suryaningsih mengungkapkan, sejak Oktober 2016, pihkanya diberi kepercayaan oleh PP Aisyiah untuk melaksanakan program TB HIV Care di Indramayu. Program tersebut melibatkan 48 orang kader yang bertugas di empat kecamatan. Yakni Kecamatan Indramayu, Karangampel, Kandanghaur dan Jatibarang.

 

"Mudah-mudahan dengan kerja sama dari pemda, bisa menambah wilayah TB HIV Care ini," terang perempuan yang akrab disapa Yani itu.

 

Yani mengatakan, selama ini kader TB HIV Care kerap mengalami kesulitan akibat kurangnya respons dari pemerintah desa. Padahal, pihaknya datang untuk membantu mengatasi kasus TB di Indramayu.

 

Sementara itu, Wakil Bupati Indramayu, Supendi menyampaikan terima kasih atas program yang dilaksanakan Aisyiah dalam mengatasi kasus TB di Indramayu. Dia pun meminta kepada para camat dan kepala puskesmas untuk memanfaatkan kader Aisyiah demi kepentingan pelayanan kepada masyarpara terkait TB. "Saya  berharap (program TB HIV Care) tidak hanya di empat kecamatan saja, tapi juga di kecamatan lainnya," tandas Supendi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement