Jumat 24 Feb 2017 15:44 WIB

Kedatangan Raja Salman Dinilai Mampu Perkuat Posisi Tawar Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjalan bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (kedua kanan) setibanya di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, Jumat (11/9) malam.
Foto: ANTARA FOTO/Setpres-Editiawarman
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjalan bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (kedua kanan) setibanya di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, Jumat (11/9) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI, Jazuli Juwaini menyambut baik kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz ke Indonesia pada 1-9 Maret mendatang. Hal ini karena, ia menilai banyak manfaat yang didapat atas kedatangan tersebut mulai dari sisi politik, ekonomi hingga budaya.

Menurutnya, dari sisi diplomasi politik misalnya, kedatangan Raja Salman bisa memperkuat hubungan kerja sama yang saling menguntungkan kepada Indonesia.

"Terutama perkuat leverage dan posisi tawar Indonesia, spesifik dalam isu tenaga kerja, kuota dan pelayanan haji, dan lain-lain," ujar Jazuli kepada wartawan di Jakarta, Jumat (24/2).

Selain itu, kedatangan Raja Salman dapat memperkuat diplomasi ekonomi dan investasi antara Indonesia dan Arab Saudi. Hal ini karena, disebutkan dalam kunjungan Raja Salman nanti akan ada belasan kerja sama dan proyek yang disepakati yang nilainya triliunan rupiah.

"Diharapkan potensi investasi yang dibawa mencapai 25 miliar dolar AS (proyeksi BKPM). Kerja sama terutama dalam pengelolaan minyak antara Pertamina dan Aramco milik Saudi," ujar Wakil Ketua Fraksi PKS tersebut.

Dari sisi diplomasi budaya, Jazuli menilai sebagai negara yang sama-sama berpenduduk mayoritas Muslim terbesar, juga dapat mempromosikan Islam ke dunia. Selain itu, dari sisi diplomasi solidaritas, kedatangan Raja Salman bisa mendorong kesejahteraan dan kemajuan negara-negara Muslim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement