REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ratusan warga Amerika Serikat (AS) di New York kembali menggelar unjuk rasa pada Senin (5/3) waktu setempat. Salah seorang orator aksi adalah tokoh Muslim AS asal Indonesia, Imam Shamsi Ali.
Menurut dia, demonstrasi ini merupakan kelanjutan dari serangkaian aksi serupa yang terjadi sejak kepemimpinan Presiden Donald Trump. Mereka, kata Shamsi Ali, menolak kebijakan-kebijakan Trump yang diskriminatif, terutama bagi kelompok-kelompok minoritas AS dan imigran.
“Hari ini kembali kota New York, khusus daerah Queens, mengadakan demo menentang kebijakan Donald Trump yang dianggap diskriminatif terhadap Muslim khususnya dan imigran umumnya,” ujar Imam Shamsi Ali dalam pesan singkatnya kepada Republika, Selasa (6/3) waktu Jakarta.
Dalam foto-foto yang dikirimnya, Imam Shamsi Ali tampak berorasi di hadapan ratusan massa aksi. Para peserta demonstrasi berasal dari pelbagai kalangan, baik itu warga kulit putih maupun kulit berwarna AS. Mereka membentangkan spanduk atau poster-poster yang bertuliskan dukungan terhadap hak-hak kaum minoritas.
Bukan hanya dari kalangan sipil biasa. Aksi ini juga didukung unsur-unsur pemerintahan kota New York dan para wakil rakyat. Mereka merasa banyak kebijakan Donald Trump yang justru memecah belah persatuan Negeri Paman Sam.
“Di kanan dan kiri saya ketika berorasi itu, adalah anggota Kongres dari New York,” kata pria kelahiran Sulawesi Selatan tahun 1967 itu.
Pada 19 Februari lalu, Imam Shamsi Ali juga memimpin pawai “Today, I am a Muslim Too” di New York. Aksi damai ini diikuti puluhan ribu warga AS dengan tujuan menyuarakan empati bagi umat Islam. Semenjak kepemimpinan Donald Trump, menurut Shamsi Ali, tensi Islamofobia dirasakan meningkat pesat.