REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyampaikan, pemerintah Indonesia siap menjadi mitra pembangunan ekonomi dan pariwisata Sri Lanka. Hal ini merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Sri Lanka.
"Kita mengatakan bahwa Indonesia siap untuk menjadi mitra bagi pembangunan ekonomi Sri Lanka," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/3). Saat ini, lanjut Retno, Sri Lanka tengah mengembangkan sektor pariwisata untuk meningkatkan perekonomian mereka.
Karena itu, Indonesia pun berkomitmen menjadi partner pembangunan sektor pariwisata Sri Lanka. "Kita juga melihat mereka sedang coba membangun pariwisata. Mengembangkan pariwisata berarti kan membangun hotel, memerlukan furniture, memerlukan macam macam, nah itu kita sampaikan bahwa kita juga siap menjadi partner," ujar Menlu.
Selain di sektor pariwisata, pemerintah Indonesia juga bersepakat untuk meningkatkan kerjasama di sektor perdagangan. Meskipun Indonesia mengalami surplus nilai perdagangan hingga 71 pesen dari total perdagangan dengan Sri Lanka, Pemerintah Indonesia menilai masih banyak peluang kerjasama yang dapat dioptimalkan. "Selama ini perdagangan kita banyak sekali tentang masalah komoditi dan kita ingin meningkatkan untuk produk-produk yang manufaktur," ujar dia.
Untuk menjajaki kerjasama tersebut, Presiden mengarahkan agar Menlu bersama dengan Menteri Koordinator bidang Perekonomian berkunjung ke Sri Lanka dan juga Bangladesh pada April atau Mei nanti. Asia Selatan dan juga Asia Tengah, kata dia, merupakan pasar yang masih perlu dioptimalkan bagi berbagai komoditas dan produk Indonesia.
Lebih lanjut, pemerintah Indonesia dan Sri Lanka juga meningkatkan kerjasama terkait masalah demokrasi dan rekonsiliasi. Selama dua tahun terakhir ini, kerjasama di bidang demokrasi ini semakin meningkat. "Antara lain melalui KPU, ada kerjasama antara KPU kita dengan KPU-nya Sri Lanka. Dan 2015 kalau tidak salah, kita menjadi tuan rumah pertemuan Asia dan KPU-KPU yang ada di Asia," ujarnya.
Di bidang rekonsiliasi, Retno menyampaikan Sri Lanka juga mengalami masalah yang sama seperti yang pernah dihadapi oleh Indonesia saat menangani masalah Aceh. Karena itu, dengan kerjasama ini, kedua negara dapat saling berbagi pengalaman untuk mencapai perdamaian. "Kita sudah bisa menyelesaikan, mereka sedang dalam proses untuk rekonsiliasi sekarang, sehingga banyak hal yang mereka bisa atau kita bisa sharing pengalaman kita bagaimana kita bisa mencapai perdamaian di Aceh," kata Retno.