Senin 20 Mar 2017 09:12 WIB

Serangan di Bandara Prancis Bukan Atas Nama Islam, Tapi Minuman Keras

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi berjaga di bandara Orly, Paris, Prancis pascaaksi penembakan pada Sabtu (18/3).
Foto: EPA/Christophe Petit Tesson
Polisi berjaga di bandara Orly, Paris, Prancis pascaaksi penembakan pada Sabtu (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Ayah dari Ziyed Ben Belgacem, pria bersenjata yang melakukan aksi penembakan brutal di Bandara Orly, Paris pada Sabtu (18/3) mengakui anaknya dalam pengaruh obat-obatan atau minuman keras. Menurutnya anaknya bertindak bukan atas nama gerakan Islam.

Hal tersebut ia sampaikan saat wawancara live dengan radio Europe 1 setelah menjalani pemeriksaan. "Ia tidak pernah berdoa, ia mabuk. Ia di bawah pengaruh alkohol dan ganja," ujarnya, dikutip dari Morning Star, Senin (20/3).

Pernyataan tersebut keluar setelah hasil autopsi jenazah Belgacem keluar di persidangan. Dari hasil autopsi dinyatakan Belgacem berada di bawah pengaruh obat-obatan dan alkohol.

Jaksa Paris Francois Molins menjelaskan, Belgacem berhenti di sebuah bar pada Sabtu (18/3) sebelum serangan pertama, ketika ia menembak polisi dengan pistol.

"Hasil penyelidikan polisi ditemukan kokain. Sembilan puluh menit setelah penembakan polisi, Belgacem menyandera seorang perempuan di bandara Orly dan menuntut polisi melemparkan senjatanya," kata Molins.

Baca juga, Pelaku Serangan di Bandara Prancis Dilumpuhkan.

Sebelumnya dilaporkan Belgacem mengaku bahwa ia dipersenjatai dengan senapan dan sekaleng bensin. Ia juga dilaporkan meneriakkan "mati demi Allah" saat penembakan.

Ayah Belgacem yang tak disebutkan namanya itu mengaku sempat dihubungi Belgacem setelah penembakan pertama. Di telepon Belgacem meminta maaf kepada ayahnya karena telah bertindak kekacauan melawan polisi.

Menurutnya, Belgacem berada pada daftar pengawasan setelah terciduk sebagai tersangka teroris pada 2011-2012. Ia juga dikenakan wajib lapor atas tuduhan perampokan pada awal tahun lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement