Selasa 21 Mar 2017 10:13 WIB

7 Alasan Ridwan Kamil Maju Cagub Jabar

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil diarak-arak dengan sisingaan saat menghadiri acara deklarasi dukungan Partai Nasdem untuk Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jawa Barat di Lapangan Tegalega, Kota Bandung, Ahad (19/3).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil diarak-arak dengan sisingaan saat menghadiri acara deklarasi dukungan Partai Nasdem untuk Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jawa Barat di Lapangan Tegalega, Kota Bandung, Ahad (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil resmi dicalonkan untuk maju dalam Pilgub Jawa Barat. Ia diusung oleh Partai Nasdem pada akhir pekan lalu.

Lewat Instagramnya, Ridwan Kamil memberikan tujuh alasan ia maju dalam Pilgub Jabar. Ia pun sadar banyak pertanyaan yang muncul dengan pencalonannya tersebut.

Berikut jawaban Ridwan Kamil yang dikutip Republika pada Selasa (21/3).

Banyak yang bertanya KENAPA?

Jawabannya sangat multi dimensi

1. Menjadi cagub itu resminya jika sudah mendaftar ke KPUD. Dalam perjalannya masih banyak belokan dan lika-liku. Bisa seperti tokoh-tokoh di Jakarta yang heboh2 di awal ternyata tidak jadi. Bisa seperti yang sudah dideklarasikan eh bisa berubah di hari H-1 oleh nama baru.

2. Hari ini sebagai independen sifatnya menerima dengan baik aspirasi siapapun yang berniat baik mendukung. Adabnya berterima kasih ketimbang menolak yang terkesan sombong. Toh keputusan pastinya masih jauh. Esok lusa ada tambahan dukungan ya ditunggu, tidak juga ya diterima saja takdirnya.

3. Kenapa dengan partai ini atuh. Kenapa tidak dengan partai2 terdahulu? karena partai2 terdahulu, sudah dikomunikasikan, namun belum ada jawaban. belum pasti juga mau. dan masing-masing punya jadwal dan prosedur sendiri yang harus dihormati. Boro geer geder rasa pasti didukung, apek teh ternyata teu jadi?

4. Setiap pilihan situasi politik selalu ada yang suka dan juga tidak suka. Saya sudah melaluinya di tahun 2013. Setengah pertemanan saya balik kanan karena saya mau pilwakot didukung partai. SEidh? iya. Tapi saat itu dilalui saja prosesnya dengan ikhlas. Dan dibuktikan dengan bekerja dengan maksimal saat terpilih jadi walikota. Sebagian pertemanan itu tidak balik lagi.

5. orang berpikir ini semata syahwat politik? kalo ikut shahwat mah, Bandung sudah ditinggalkan ikut nyagub di DKI kemarin. Tahun depan 2018 itu saya menggenapkan tugas sebagai walikota selama 5 tahun. Selesai on time.

Janji Bandung belum beres? betul. Namun masih ada 2 tahun anggaran 2017 dan 2018 untuk dibelanjakan mengejar sisa mimpi.

6. Tidak terpilih lagi? tidak masalah, da saya mah bukan pengangguran. tidak punya niat cari nafkah dari politik. Kembali jadi dosen dan arsitek adalah kebahagiaan yang kembali pulang

7. Jadi jika sekarang ada yang bully "saya akan jadi pembenci akang seakrang", "maaf saya unfollow", "bye kang RK" dkk itu sudah takdiran berpolitik. Tidak akan baper. Karena politik adalah cara memperjuangkan nilai dan cita-cita. Dan dalam prosesnya tidaklah akan pernah, sampai kapanpun, menyenangkan semua orang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement