REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Alat musik rebana produksi Dusun 4, Desa Talumelito, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo mampu menembus pasar internasional hingga ke negara Perancis.
Umar Husain, seorang perajin alat musik tradisional di dusun itu, Jumat (25/3) mengatakan bahwa 40 buah rebana dan dua gambusi produksinya, berhasil menembus pasar Perancis salah satu negara di Eropa.
"Saya pertama buat alat musik Wahulo (rebana), marawis dan gambusi pada tahun 2000 dan hanya menerima pesanan saja, tidak dititipkan atau dijual langsung kepada pembeli melalui toko," katanya.
Selain dipasarkan di Gorontalo, rebana produksi Umar Husain juga banyak diserap pasar lokal Gorontalo dan pulau Jawa. "Saya membuat alat musik ini, karena pembuat alat musik rebana, marwas dan gambusi sudah tidak ada lagi regenerasinya, hanya yang tua-tua saja pada waktu itu ," ia menjelaskan.
Harga rebana dijual tergantung ukuran dan bunyi yang dihasilkan, mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 4 juta. "Namun produksi alat musik di sini cukup terkendala dengan masih minimnya alat pertukangan yang kami miliki," katanya.
Umar berharap, kerajinan alat musik tradisional Gorontalo dapat dipelajari oleh pemuda dan pemudi Gorontalo agar ada generasi penerus pada masa mendatang.