Selasa 28 Mar 2017 19:31 WIB

AS Pimpin Boikot Perundingan PBB yang Melarang Senjata Nuklir

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Israel menjadi satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah.
Foto: blogspot
Israel menjadi satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) memimpin puluhan negara untuk memboikot perundingan PBB, Senin (27/3). Perundingan itu diselenggarakan untuk melarang penggunaan senjata nuklir.

"Tidak ada yang lebih saya inginkan untuk keluarga saya selain dunia tanpa senjata nuklir. Tapi kita harus realistis. Apakah ada yang berpikir bahwa Korea Utara akan setuju pelarangan senjata nuklir?," ujar Duta Besar AS untuk PBB, Nikki R Haley, kepada wartawan di luar Majelis Umum PBB saat perundingan dimulai, dikutip New York Times.

Perundingan PBB itu didukung oleh lebih dari 120 negara dan pertama kali diumumkan pada Oktober lalu. Perundingan dipimpin oleh Austria, Brasil, Irlandia, Meksiko, Afrika Selatan, dan Swedia. AS dan sebagian besar kekuatan nuklir dunia lainnya, termasuk Rusia, menentang perundingan itu. Dubes Haley juga didukung oleh sejumlah duta besar negara lainnya, termasuk Albania, Inggris, Prancis, dan Korea Selatan.

Perundingan dilakukan setelah meningkatnya kekhawatiran atas Korea Utara yang telah melakukan uji coba senjata nuklir dan rudal. Dengan melanggar sanksi internasional, Korea Utara juga mengancam akan menyerang AS dan sekutu-sekutunya dengan senjata nuklir. Haley dan Duta Besar Inggris untuk PBB, Matthew Rycroft, menekankan bahwa negara mereka telah mengurangi pengembangan persenjataan nuklir secara signifikan sejak puncak Perang Dingin. "Kami tidak percaya bahwa negosiasi akan memberikan kemajuan efektif pada perlucutan senjata nuklir secara global," ujar Rycroft, yang menyatakan negaranya tidak akan berpartisipasi dalam perundingan.

Haley juga mempertanyakan apakah negara-negara yang mendukung larangan senjata nuklir, telah memahami sifat ancaman global. “Anda harus bertanya pada diri sendiri, apakah mereka memikirkan warga-warga mereka?" kata Haley. Dia mencontohkan Korea Utara dan Iran yang memberikan sikap berlawanan terkait perundingan itu. Korea Utara, sama seperti AS dan sekutu-sekutunya, tidak mendukung perundingan. Sementara Iran, yang tidak memiliki senjata nuklir dan berjanji tidak akan memilikinya, turut berpartisipasi dalam perundingan. “Apakah mengherankan bahwa Iran telah mendukung perundingan ini?” ungkap Haley.

Rusia dan Cina sebagai pemegang hak veto Dewan Keamanan PBB, tidak bergabung dengan kelompok boikot AS. Namun, mereka tidak berpartisipasi dalam perundingan. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey V. Lavrov, di Moskow mengatakan pekan lalu bahwa pemerintahannya tidak mendukung larangan senjata nuklir global. Rusia pada dasarnya sejutu dengan posisi Amerika.

“Upaya memaksa kekuatan nuklir untuk meninggalkan senjata nuklir telah diintensifkan secara signifikan baru-baru ini. Tapi waktu belum tiba untuk itu," tutur Lavrov, dikutip kantor berita Tass.v

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement