REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Laporan terbaru PBB menunjukkan, saat ini Turki telah menampung hampir tiga juta warga Suriah, setelah kedatangan 47 ribu pengungsi baru dari negara itu pada Februari lalu. Dengan demikian, jumlah pengungsi yang melarikan diri dari perang di Suriah telah menembus angka lima juta orang.
Warga Suriah telah berbondong-bondong melintasi perbatasan sejak aksi protes anti-pemerintah terjadi pada 2011. Konflik antara pemberontak, pasukan pemerintah, dan pasukan asing masih terjadi hingga saat ini.
Dalam tiga bulan pertama di 2017, lebih dari 250 ribu warga Suriah mendaftar sebagai pengungsi. Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan di situs resminya bahwa pengungsi Suriah berjumlah total 5,1 juta orang.
"Ini bukan tentang jumlah, ini tentang orang-orangnya. Kami sedang berusaha untuk mencari pemahaman, solidaritas, dan kemanusiaan," ujar juru bicara UNHCR, Babar Baloch, yang mencatat bahwa konflik di Suriah telah berlangsung lebih lama dari Perang Dunia II.
UNHCR telah meminta negara lain untuk menampung kembali setidaknya 10 persen dari pengungsi Suriah yang masuk ke dalam golongan rentan, seperti orang tua dan anak-anak. Sejauh ini baru ada 250 ribu tempat penampungan yang telah ditawarkan.
"Kami meminta jalur legal bagi warga Suriah untuk melakukan perjalanan ke negara-negara lain, sehingga mereka tidak berakhir dengan kematian di tengah laut seperti di Mediterania," kata Baloch, dikutip Aljazirah.
Menurut UNHCR, jumlah pengungsi Suriah di luar negeri mencapai 4,6 juta pada akhir 2015 dan meningkat menjadi 4.850.000 pada akhir tahun lalu. Selain itu, 6,3 juta warga Suriah lainnya tercatat terlantar di dalam negeri.
Lebanon menampung lebih dari satu juta pengungsi Suriah. Sementara, Yordania menampung 657 ribu pengungsi dan ribuan pengungsi lainnya tersebar di Irak, Mesir, dan negara-negara Afrika Utara.
Aljazirah melaporkan dari Lembah Bekaa, Lebanon, bahwa jumlah pengungsi Suriah di Lebanon jauh lebih tinggi dari angka resmi yang dicatat UNHCR. Lebih banyak pengungsi mendatangi negara itu dalam beberapa minggu terakhir.
Sebagian besar pendatang baru belum terdaftar di PBB. Mereka menderita kekurangan makanan dan air. Irak yang dilanda perang juga menjadi tuan rumah bagi 233.224 pengungsi Suriah di Kurdi utara. Irak telah memperkirakan ada 3,5 juta warga Suriah yang mengungsi di negaranya.
Ratusan ribu warga Suriah juga melarikan diri ke Eropa, tetapi tidak semua telah diberikan status pengungsi. Sebanyak 884.461 orang mengajukan suaka antara April 2011 hingga Oktober 2016, dan dua pertiga dari mereka berada di Jerman dan Swedia.
Ratusan ribu pengungsi Suriah lainnya hidup di negara-negara Teluk yang tidak menandatangani Konvensi Pengungsi 1951, seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, sehingga mereka tidak tercatat sebagai pengungsi.
Sebuah penggalangan dana kemanusiaan yang dipimpin PBB untuk membantu pengungsi Suriah hanya berhasil mengumpulkan enam persen dari target uang yang dibutuhkan tahun ini, yaitu 298 juta dolar AS dari target 4,6 miliar dolar AS.