REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Suhakam) Malaysia pada Selasa (4/4), melaporkan temuan 600 kasus kematian yang terjadi di penjara dan pusat penahanan imigrasi Malaysia selama dua tahun terakhir. Suhakam menyerukan agar reformasi segera dilakukan oleh pusat-pusat penahanan di Malaysia.
Dalam laporan tahunannya, Suhakam mengemukakan ada lebih dari 100 tahanan asing yang tewas di pusat-pusat penahanan imigrasi dan ada 521 tahanan lokal yang tewas di dalam penjara dalam kurun waktu 2015 hingga 2016. Sebanyak 12 orang juga dilaporkan tewas di kepolisian pada 2015.
Pekan lalu, Suhakam telah melaporkan sebanyak 118 tahanan asing tewas di dalam pusat penahanan imigrasi, termasuk pekerja yang tak berdokumen, pencari suaka, dan pengungsi. Laporan itu menunjukkan, ada 83 kematian pada 2015 dan 35 kematian dari Januari hingga 20 Desember 2016.
Menurut Suhakam, lebih dari setengah total jumlah tahanan asing yang tewas itu berasal dari Myanmar. Mereka merupakan sedikit dari puluhan ribu pengungsi Myanmar yang datang ke Malaysia, termasuk Muslim Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan yang dilakukan otoritas Myanmar dan mayoritas penduduk Budha.
"Hanya ada sedikit perhatian terhadap hak asasi manusia para tahanan. Hal ini terlihat dari anggaran dan sumber daya yang disediakan pemerintah untuk menjalankan semua pusat penahanan," ujar Ketua Suhakam, Razali Ismail.
Mantan tahanan, lembaga pemerintah, dan kelompok-kelompok HAM mengatakan, kondisi sel-sel tahanan di Malaysia cukup suram, penuh sesak, dan tidak higienis. Para tahanan sering dipukuli oleh petugas penjara dan juga sering melihat tahanan lain dipukuli.
Laporan Suhakam menunjukkan, sebagian besar tahanan tewas karena infeksi paru-paru, penyakit jantung, dan leptospirosis bakteri. Namun, sebanyak 50 tahanan tidak dijelaskan penyebab kematiannya.
Pekan lalu, Kementerian Dalam Negeri Malaysia, yang mengawasi Departemen Imigrasi mengatakan sedang berusaha memperbaiki kondisi pusat-pusat penahanan akan tetapi anggarannya telah dibatasi. Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia, Nur Jazlan Mohamed, mengatakan ia telah meminta kenaikan anggaran untuk memperbaiki kondisi di pusat-pusat penahanan imigrasi.
Komisi Penyelenggaraan Intregritas Malaysia menyatakan, Malaysia memiliki 13 pusat penahanan dengan total 86.795 tahanan selama periode 2016. "Saya setuju ada beberapa kepadatan tahanan dan kondisi yang tidak ideal. Kami selalu berusaha untuk meningkatkan prosedur, kondisi kesehatan, dan pengelolaan. Masalahnya adalah kami tidak memiliki anggaran," ujar Nur Jazlan Mohamed, dikutip Aljazirah.
Dua pusat penahanan yang dikunjungi Suhakam tahun lalu dalam kondisi mengenaskan. Tiga blok pusat penahanan di negara bagian Johor Selatan dan dua blok pusat penahanan di pulau Penang Utara telah dinyatakan tidak layak dan tidak aman bagi tahanan oleh Departemen Pekerjaan Umum.