REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson bersikeras semua bukti penggunaan senjata kimia di Suriah mengarah ke rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Ia mengatakan, Assad telah menggunakan senjata ilegal untuk membunuh rakyatnya sendiri.
Johnson juga mengatakan bahwa ia tidak mengerti bagaimana pemerintah seperti itu dapat terus menjalankan pemerintahan yang sah atas orang-orang Suriah. Ia ingin melihat orang-orang yang bersalah dapat bertanggung jawab atas serangan ini.
Begini Cara Gas Beracun di Suriah Membunuh dengan Sangat Cepat
Rusia, yang telah memberikan dukungan militer dan diplomatik bagi Presiden Assad dalam perjuangannya melawan para pejuang oposisi, mengatakan kematian warga sipil terjadi setelah pasukan rezim membombardir sebuah gudang teroris yang menyimpan zat beracun.
Sementara Ketua Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, mengatakan bahwa membunuh warga sipil dengan senjata kimia telah dilarang dan dianggap sebagai kejahatan besar. “Siapa pun yang melakukannya tidak akan lepas dari keadilan, dan harus dihukum oleh masyarakat internasional sesuai dengan hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional,” kata dia, dikutip Arab News.
Liga Arab telah menangguhkan keanggotaan Suriah pada akhir 2011 setelah demonstrasi antirezim brutal terjadi selama berbulan-bulan. Selain itu, di Suriah juga terdapat gerakan oposisi yang didukung oleh Teluk monarki.