REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, sebelum diserang, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan memang telah diincar dalam beberapa waktu terakhir.
"Saya beberapa Minggu lalu berbincang dengan Novel. Waktu itu, dia mengaku sudah ada yang mengikuti, dan diawasi rumahnya," ujar Dahnil di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/4).
Dahnil menuturkan, Novel diawasi secara beruntun setiap hari di sekitar kawasan rumahnya yang berada di Jalan Deposito T Nomor 8, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Menurut Dahnil, Novel juga sempat memberitahu tetangga rumahnya sudah mengambil gambar orang tak dikenal yang mengawasi kediaman Novel. Namun, saat itu Novel menanggapi biasa-biasa saja. "Novel dapat foto yang mengawasi rumahnya secara rutin. Setiap hari ada orang yang tidak dikenal mengawasi rumah Novel," ucap Dahnil.
Seperti diketahui, Novel Baswedan diteror oleh dua orang pengendara motor tak dikenal pada Selasa (11/4) sekitar pukul 05.00 WIB. Penyidik andalan KPK ini disiram air keras seusai melaksanakan shalat subuh di masjid Al Ihsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Novel sempat melakukan perlawanan kemudian jatuh. Kedua matanya bengkak karena air keras. Jidatnya luka karena air keras," kata Dahnil.
Baca juga, Novel Baswedan Diserang Air Keras, Ini Kata Setya Novanto.