Selasa 11 Apr 2017 22:13 WIB

MUI: Semoga Novel Tetap Semangat Melawan Korupsi

Red: Ilham
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyapa wartawan saat akan dirujuk ke rumah sakit khusus mata di Jakarta, Selasa (11/4).
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyapa wartawan saat akan dirujuk ke rumah sakit khusus mata di Jakarta, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk tindakan kekerasan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Tindakan pelaku yang menyiram Novel dengan air keras di luar nalar orang sehat dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

"Patut diduga pelakunya adalah orang yang antiterhadap pemberantasan tindak pidana korupsi," kata Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Saadi di Jakarta, Selasa (11/4).

Zainut mengatakan, pihaknya meminta kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku dan menangkap dalang di balik peristiwa itu. Dia mengatakan, MUI terus mendukung KPK dan aparat penegak hukum lainnya untuk terus berjihad melawan korupsi.

Jangan pernah gentar dan menyerah kepada koruptor, meskipun resiko yang dihadapi sangat besar. Tindakan sadis yang dilakukan terhadap Novel Baswedan, kata dia, adalah bukti teror yang sangat nyata terhadap aparat penegak hukum yang ingin memberantas korupsi.

Untuk hal tersebut, MUI berharap tidak melemahkan semangat para penegak hukum lainnya untuk terus berjihad melawan korupsi. Korupsi, kata dia, adalah musuh negara yang harus dibasmi dari negara Pancasila.

Kejahatan korupsi di Indonesia sudah sangat memprihatinkan karena sudah masuk pada semua sektor dan bidang kehidupan mulai di ranah legislatif, eksekutif, yudikatif dan bidang-bidang lainnya. Korupsi jelas sangat merugikan keuangan negara.

"MUI menyampaikan rasa simpati yang sangat mendalam kepada saudara Novel Baswedan dan keluarganya, semoga beliau diberikan ketabahan dalam menerima musibah ini dan tetap semangat untuk berjihad melawan korupsi," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement