REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan keterangan Evliya Celebi dalam bukunya yang berjudul Seyahatname, di pasar Kapalicarsi ini terdapat 4.399 toko, 2.195 ruangan, 497 toko kecil, dua restoran, 12 kantor, satu masjid, 10 mushala, satu hamam, 19 air mancur, delapan sumur dengan pompa, 24 penginapan, satu sekolah dan makam.
Namun, pengurangan luas pasar membuat beberapa jalan yang tadinya terletak di dalam pasar kini terletak di luar pasar. Kini pasar tersebut memiliki dua masjid, dua hamam, empat air mancur, dan beberapa restoran. Kompleks ini memiliki 12 bangunan utama yang dapat diakses melalui 22 pintu masuk.
Di dalam pasar, toko-toko tidak berdiri sembarangan. Toko-toko dikelompokkan berdasarkan barang-barang yang dijual. Misalnya, toko perhiasan dikelompokkan di dekat Bedesten Lama, lalu ada juga kelompok toko yang menjual jaket kulit, atau sesuatu yang tematik. Hal ini bertujuan agar para pembeli tidak kebingungan dalam mencari barang yang diinginkan.
Salah satu pintu gerbang yang menjadi akses menuju pasar bernama Gerbang Nuruosmaniye yang berarti Cahaya Ottoman. Gerbang ini membawa pengunjung langsung menuju toko-toko yang menjual perhiasan. Harga perhiasan di tokotoko tersebut tidaklah murah, namun tawarmenawar tentu saja dihalalkan di sini. Terdapat berbagai macam model emas dan berbagai jenis batu, seperti batu safir, ruby, dan emerald.
Benda lain yang akan dicari orang di pasar ini adalah karpet. Barang yang juga paling dicari di pasar ini adalah kain atau pakaian berbahan kulit. Toko-toko yang menjualnya dapat ditemukan di sebuah ruas jalan yang bernama Bagian Bahan Kulit. Juga terdapat keramik pajangan yang indah, jam antik, ataupun kaligrafi. Salah satu yang termurah di pasar tersebut adalah batu amber yang dapat ditemukan di hampir seluruh lokasi pasar.