Senin 17 Apr 2017 00:59 WIB

Burung Liar Dilindungi Berkeliaran di Taman Jakarta

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Hazliansyah
Biodiversity Warriors (BW) melakukan pendataan keanekaragaman hayati berupa fauna dan flora di Taman Dadap Merah, Lenteng Agung, Jakarta, Selatan sebagai rangkaian acara peringatan Hari Bumi 2017, Ahad (16/4).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Biodiversity Warriors (BW) melakukan pendataan keanekaragaman hayati berupa fauna dan flora di Taman Dadap Merah, Lenteng Agung, Jakarta, Selatan sebagai rangkaian acara peringatan Hari Bumi 2017, Ahad (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Biodiversity Warriors (BW) menemukan salah satu jenis burung liar yang dilindungi di Taman Dadap Merah, Kebagusan, Jakarta Selatan. Temuan itu dilakukan saat kegiatan Identifikasi keanekaragaman hayati, Ahad (16/4) untuk menyambut Hari Bumi 22 April 2017.

Dalam kegiatan itu, beberapa jenis burung berhasil diidentifikasi jenis dan spesiesnya. Salah satu yang menarik perhatian peserta adalah adanya burung Raja Udang Meninting. Pasalnya, burung ini sudah cukup jarang dijumpai.

Education and Outreach Officer Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Ahmad Baihaqi mengatakan, Raja Udang Meninting adalah salah satu burung liar yang dilindungi undang-undang.

Raja Udang Meninting termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi Peraturan Pemerintah (PP) No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. "Sayangnya saat ini habitatnya mulai hilang karena pembangunan kota," kata pria yang kerap disapa Ubay ini.

Abay menyayangkan banyaknya masyarakat yang belum mengetahui hal tersebut. Akibatnya banyak masyarakat yang memburunya. Padahal, menurut Abay, burung bernama latin Alcedo Meninting ini merupakan salah satu indikator sungai yang bagus.

"Burung ini memang khas sungai," kata Abay.

Salah satu peserta, Annisa Ramadhani (20) juga setuju dengan Abay. Menurut Annisa, masyarakat memang perlu mengetahui fauna dan flora dilindungi. Jadi jika ada di sekitar masyarakat, lalu tidak lantas diburu.

"Kalau bisa ada papan informasi gitu di depan taman tentang informasi flora dan fauna disini," ujar Annisa.

Pada kegiatan ini, ditemukan pula berbagai jenis burung lain. Diantaranya Burung Gereka Erasia, Kutilang, Walet Linci, Tekukur dan Madu Kelapa. Selain burung, diidentifilasi pula satwa lain seperti jenis-jenis kupi-kupu dan capung.

Selain burung, adapula hewan kadal yang ditemukan di Taman Dadap Merah. Salah satu yang menarik perhatian adalah Bunglon Taman. Menurut Abay, bunglon taman memiliki habitat asli di tanah Sumatra.

Adanya bunglon taman di Jakarta menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi Abay. Ia memprediksi bunglon itu hasil tangkapan atau peliharaan yang dilepaskan. "Mungkin yang memelihara tidak kuat mengurus, jadi di lepas kali," kelakar Abay.

Kegiatan Identifikasi fauna dan flora itu diikuti oleh belasan pemuda. Mayoritas pesertanya adalah mahasiswa.

Abay, koordinator acara bertajuk Geledah Jakarta itu berharap, nantinya muncul kesadaran akan keanekaragaman hayati di benak para pemuda. Ia pun berjarap agar para pemuda terus menyebarkan kesadaran itu pada masyarakat agar keanekaragaman hayati Indonesia terus terjaga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement