Senin 17 Apr 2017 14:38 WIB

Tangis Kakek Wagiman Pecah Saat Akhirnya Bertemu K

Kerabat dan tetangga korban pembunuhan satu keluarga berdoa seusai menshalatkan di Medan, Sumatra Utara, Senin (10/4).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Kerabat dan tetangga korban pembunuhan satu keluarga berdoa seusai menshalatkan di Medan, Sumatra Utara, Senin (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kakek Wagiman (66 tahun) yang tinggal di Jalan Kayu Putih, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, menangis saat bertemu dengan cucu kesayangannya K (empat tahun), korban yang selamat pada peristiwa pembunuhan satu keluarga, saat berkunjung ke RSUP H Adam Malik, Medan.

"Saya tidak dapat menahan air mata yang terus bercucuran karena merasa senang dan dapat berjumpa dengan K yang sedang terbaring di rumah sakit tersebut," kata Wagiman, saat ditemui di Mabar, Senin (17/4).

Setelah tiba di rumah sakit milik pemerintah pusat itu, Ahad (16/4), menurut dia, K langsung memanggil dirinya kakek. Air matanya terus berderai melihat cucunya yang sedang duduk di atas tempat tidur.

"Saya, merasa sedih melihat K, yang tersenyum, ketika keluarga datang membesuknya ke rumah sakit," ujarnya.

Wagiman menjelaskan, setelah melihat K, dia terbayang dengan anak keduanya Riyanto, korban pembantaian yang sangat sadis satu keluarga di Kelurahan Mabar, Ahad (9/4). K merupakan putra bungsu dari tiga bersaudara, anak dari Riyanto yang tewas pada peristiwa yang cukup keji dan menggenaskan itu.

"K adalah satu-satunya korban yang selamat pada peristiwa pembantaian itu, dan tidak bisa saya lupakan sampai kapan pun," ucapnya.

Wagiman menambahkan, sejak kejadian hingga K selesai melaksanakan operasi di bagian kepalanya, dia belum pernah bertemu. Seluruh keluarga yang datang membesuk K, termasuk Neneknya Murniati (58), dan adik ayahnya, Junaidi (38) meluapkan rasa kegembiraan mereka serta meneteskan air mata.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah dan RSUP Adam Malik yang telah selesai mengoperasi bagian kepala K dan merawatnya hingga sembuh," kata Wagiman yang berprofesi sebagai mandor bangunan itu.

Sebelumnya, warga Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, dikagetkan dengan tewasnya lima anggota keluarga. Kelima korban tewas adalah Riyanto (40), istrinya Yani (35), dua anaknya Naya (14) dan Gilang Laksono (10) serta mertuanya bernama Marni (50). Selain itu, putri bungsu korban bernama K ditemukan kritis dan dibawa untuk menjalani perawatan di RS Bhayangkara Medan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement