REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan, selama berkarier di politik, dirinya tidak pernah menjalankan program bagi-bagi sembako. Sebelumnya, beberapa Panwaslu tingkat kota mengamankan dugaan pembagian sembako yang dilakukan oleh para relawan Ahok-Djarot menjelang hari pencoblosan.
"Saya dari dulu, kalau kamu lihat karier politik saya, saya paling enggak suka bagi-bagi sembako," kata Ahok.
Ahok mengklaim tak suka menggelar segala bentuk bakti sosial. Sebagai calon pejawat, ia lebih memilih menyiapkan pelayanan kesehatan dan program pendidikan kartu Jakarta pintar (KJP) dan harga bahan pokok murah untuk masyarakat Jakarta.
"Sembako kita nggak mau lakukan. Saya lebih suka jaminan KJP ataupun daging murah, operasi pasar yang dilakukan Pasar Jaya, Food Station Cipinang. Saya paling nggak suka bagi-bagi sembako," ujarnya.
Ahok justru meminta masyarakat untuk melapor ke Bawaslu DKI apabila menemukan pendukungnya yang menggunakan kemeja kotak-kotak membagi-bagikan sembako. "Saya nggak tahu pendukung mana (berikan sembako) mesti ditegur. Kan ambil tindakan tegas saja (kalau ketahuan). Yang pasti kami pasangan nggak pernah membagi," kata Ahok.
"Tim pemenangan juga enggak pernah. Saya sudah bilang saya paling sebal bagi sembako. Makanya timses kita nggak boleh bagi sembako," katanya.
Hal senada diungkapkan pasangannya, Djarot Saiful Hidayat. Djarot menegaskan, selalu anti dengan program bagi-bagi sembako. "Kita anti. Kalau ada seperti itu tindak tegas," ujarnya.
Lihat juga videonya di Republika TV: Jangan Ada Politik Uang di Pilkada
)