REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping merombak 84 korps militer untuk memperkuat pasukan bersenjata di negara berpenduduk terbesar di dunia itu. Perombakan itu disampaikan Xi yang juga Sekretaris Jenderal Komite Pusat Partai Komunis China (CPC) sekaligus membawahi Komisi Militer (CMC) dalam pertemuan dengan para pejabat militer di Beijing, Selasa (18/4) malam.
"Keputusan Komite Pusat CPC dan CMC terkait perombakan tersebut sangat penting dalam membangun pasukan bersenjata yang kuat melalui reformasi," kata Xi sebagaimana ditulis media resmi pemerintah setempat.
Militer juga akan memiliki pengaruh yang kuat untuk mencapai target memperkuat militer dalam upaya membangun angkatan bersenjata berkelas dunia, tambah Xi. Perubahan 84 korps sebagai bagian penting dalam sistem baru itu dimaksudkan Xi untuk melindungi kedaulatan, keamanan, dan kepentingan negara Tirai Bambu tersebut.
Dia juga menegaskan adanya jaminan politik dalam restrukturisasi di tubuh militer, perekrutan anggota militer, dan sikap disiplin demi terciptanya kepercayaan. Xi mengingatkan, unit-unit militer memastikan kesiapan tempur dan memperbanyak riset.
Presiden Xi juga mendesak militer untuk mendukung revolusi kepahlawanan dan kolektivitas setelah Angkatan Kemerdekaan Rakyat Cina (PLA) itu telah mengalami serangkaian perubahan historis dalam struktur organisasinya sejak 2015.
Pada bulan September 2015, pemerintah Cina telah "merumahkan" 300 ribu tentara dari jumlah keseluruhan personel yang mencapai 2,3 juta orang.