Senin 24 Apr 2017 10:04 WIB

Mengenal Dinasti Ayyubiyah

Warga Palestina membersihkan puing-puing akibat serangan polisi Israel ke komplek Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Foto: Reuters/Ammar Awad
Warga Palestina membersihkan puing-puing akibat serangan polisi Israel ke komplek Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak mengenal Salahuddin al-Ayubi (1138-1193)? Panglima perang Muslim yang berhasil merebut Kota Yerusalem pada Perang Salib itu tak hanya dikenal di dunia Islam, tetapi juga peradaban Barat. Sosoknya begitu memesona. Ia adalah pemimpin yang dihormati kawan dan dikagumi lawan.

Pada akhir 1169 M, Salahuddin mendirikan sebuah kerajaan Islam bernama Ayyubiyah. Di era keemasannya, dinasti ini menguasai wilayah Mesir, Damaskus, Aleppo, Diyarbakr, serta Yaman. Para penguasa Dinasti Ayyubiyah memiliki perhatian yang sangat besar dalam bidang pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Tak heran jika kota-kota Islam yang dikuasai Ayyubiyah menjadi pusat intelektual. Di puncak kejayaannya, beragam jenis sekolah dibangun di seluruh wilayah kekuasaan dinasti itu. Madrasahmadrasah itu dibangun tak hanya sekadar untuk membangkitkan dunia pendidikan, tetapi juga memopulerkan pengetahuan tentang mazhab Sunni.

Menurut Ibnu Jabir, di masa kepemimpinan Salahuddin, di Kota Damaskus berdiri sebanyak 20 sekolah, 100 tempat pemandian, dan sejumlah tempat berkumpulnya para sufi. Bangunan madrasah juga didirikan di berbagai kota, seperti Aleppo, Yerusalem, Kairo, Alexandria, dan di berbagai kota lainnya di Hijaz.

Sejumlah sekolah juga dibangun oleh para penerus takhta kerajaan Ayyubiyah. “Istri-istri dan anak-anak perempuan penguasa Ayyubiyah, komandan, dan orang-orang terkemuka di dinasti itu mendirikan dan membiayai lembaga-lembaga pendidikan,’’ ujar Abdul Ali dalam Islamic Dynasties of the Arab East: State and Civilization During the Later Medieval Times.

Meski Dinasti Ayyubiyah menganut mazhab fikih Syafi’i, mereka mendirikan madrasah yang mengajarkan keempat mazhab fikih. Sebelum Ayyubiyah menguasai Suriah, di wilayah itu tak ditemukan sama sekali madrasah yang mengajarkan fikih mazhab Hanbali dan Maliki. Setelah Ayyubiyah berkuasa di kawasan itu, sejarawan Ibnu Shaddad menemukan 40 madrasah Syafi’i, 34 Hanafi, 10 Hanbali, dan tiga Maliki.

Salah satu madrasah yang dibangun pada era Dinasti Ayyubiyah adalah Madrasah Adiliyyah di Suriah. Madrasah ini terletak di Bab Al-Bareed, sebelah kanan sekolah Al-Zahiriyah di Damaskus, Suriah. Madrasah Adiliyyah berada di kawasan Pasar Hamidiyyah. Di kompleks itu, juga terdapat Madrasah Jaqmasiyyah dan Hammam (ruang mandi) Al-Malik Az-Zahir.

Madrasah Adiliyyah dibangun oleh Raja al-Adil Sayf al-Din Abu Bakar Muhammad bin Ayub atau Sultan al-Adil I pada 1215 M. Madrasah ini merupakan pengganti madrasah Nuriyah al Kubra yang dibangun, tetapi tak sempat diselesaikan. Selain sebagai tempat menuntut ilmu, madrasah Nuriyah juga dijadikan sebagai pemakaman oleh pendirinya, Nuruddin.

Pembangunan Madrasah Adiliyyah diselesaikan oleh putra Sultan al-Adil bernama al-Mu’azzam. “Madrasah ini merupakan salah satu contoh penting dari arsitektur Ayyubiyah di Suriah,’’ tulis laman arsitektur Archnet.

Disarikan dari Pusat Data Republika

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement