REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikator makro Provinsi Papua periode 2013-2016 menunjukkan hasil sangat baik. Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Papua, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menunjukkan adanya peningkatan secara signifikan. Pada 2013, IPM Papua mencapai skor 56,25. Kemudian pada 2014 naik menjadi 56,75 dan pada 2015 menjadi 57,25 persen.
Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan selama masa pemerintahannya dan Wagub Klemen Tinal, persentase penduduk miskin mengalami penurunan. Pada 2013 tingkat kemiskinan sebesar 31,52 persen dari jumlah penduduk. Pada 2014 turun menjadi 27,80 persen, pada 2015 menjadi 28,40 persen, dan pada 2016 mencapai 28,40 persen.
"Kondisi awal (kemiskinan) 31,98 persen dengan target sampai tahun 2018 adalah 28,00 persen dengan capaian kinerja 88,03 persen," kata Lukas dalam siaran pers kepada republika.co.id, Ahad (30/4).
Lukas menerangkan, laju pertumbuhan ekonomi Papua mengalami perbaikan yang cukup signitifikan, di mana pada 2016 mencapai 9,21 persen, pada 2015 sebesar 7,47 persen, dan pada 2014 hanya 3,65 persen.
Sementara untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita pada 2013 sebesar Rp 40.513.650 kemudian pada 2014 naik Rp 43.202.000. "Dan tahun 2015 sebesar Rp 48.010.001 serta tahun 2016 sebesar Rp 55.611.366," kata Lukas.
Dia menambahkan, angka partisipasi sekolah untuk umur 7-12 tahun juga menunjukkan perbaikan. Menurut Lukas, pada 2013 angka partisipasi sekolah sebesar 75,51, pada 2014 naik 80,69, pada 2015 mencapai 97,36.
Untuk umur 13-15 tahun, angka partisipasi sekolah pada 2013 sebesar 73,27, pada 2014 naik 78,07, dan pada 2015 mencapai 100. "Sementara untuk umur 16-18, tahun 2013 (53,28), tahun 2014 (61.63) dan tahun 2015 (91,57)," katanya.