REPUBLIKA.CO.ID, MUSI BANYUASIN -- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel) terus berupaya menambah bidan desa. Karena jumlahnya hingga Mei 2017 ini masih belum sebanding dengan jumlah penduduk setempat.
Kabupaten dengan penduduk sekitar 600 ribu jiwa ini baru memiliki sekitar 500 bidan yang tersebar di 236 desa. "Padahal idealnya paling tidak ada 1.500 bidan," kata Plt Sekda Musi Banyuasin Apriyadi, di Sekayu, Senin (1/5).
Menurut dia, ketimpangan jumlah bidan desa dengan penduduk berpengaruh terhadap kegiatan pemantauan kesehatan ibu dan anak terutama di daerah pelosok. "Bidan desa di kabupaten ini akan terus ditambah secara bertahap, sehingga ke depan pemantauan kesehatan ibu dan anak bisa dilakukan lebih maksimal," ujarnya.
Dia menjelaskan, selain berupaya melakukan penambahan bidan desa, untuk mengatasi masalaah itu sementara ini dilakukan pemaksimalan peran bidan yang ada dengan membekali pendidikan dan pelatihan (Diklat) fungsional bidan.
Bidan desa tugasnya melakukan pemantauan kondisi kesehatan ibu dan anak serta ibu hamil, dengan dibekali diklat diharapkan bisa memiliki kemampuan yang maksimal dan dapat menjadi ujung tombak bidang kesehatan di daerah pelosok.
Diklat perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas bidan agar lebih baik, karena masa depan dan keselamatan bayi yang lahir di desa ada dalam tanggung jawab bidan.
"Melalui upaya tersebut diharapkan kualitas kesehatan ibu dan anak di daerah ini menjadi lebih baik dan bisa mengurangi angka kematian ibu dan anak karena pemeriksaan kehamilan dan pascamelahirkan bisa dilakukan secara baik," ujar Apriyadi.