REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Pemerintah Kota Solo berupaya untuk mengontrol jumlah pengunjung yang datang ke Museum Keraton Kasunanan Solo. Selama ini, Museum Keraton Kasunanan Solo dikelola secara mandiri oleh Keluarga dan abdi dalem Keraton. Termasuk untuk penjualan tiket masuk museum. Namun, ke depannya, Pemkot Solo akan ikut mengelola museum khusus untuk tiket masuk museum.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan tiket masuk museum Keraton Kasunan Solo akan diporforasi agar Pemkot Solo dapat dengan mudah memantau jumlah pengunjung. “Untuk porforasi nanti agar mengontrol jumlah pengunjung, tapi bukan berarti Pemkot mengambil alih hak keraton atas pengelolaan Museum,” jelas Rudyatmo di sela-sela pembukaan kembali Museum Keraton Solo pada Senin (1/5).
Dengan diporforasinya tiket museum, jelas dia, juga bertujuan untuk mengenakan pajak tiket pengunjung ke museum Keraton. Sebab selama ini, kata dia, Pemkot tak memberlakukan dan memungut pajak itu. “Porforasi ini wajib karena aktivitas wisata di keraton ini termasuk kedalam hiburan. Jadi yang dikenakan pajak bukan keraton tapi pengunjungnya,” katanya.
Sementara itu, setelah ditutup selama satu bulan terakhir, kini Museum Keraton Kasunanan Solo telah dibuka lagi. Pakubuwono ke-13 menandai langsung pembukaan museum itu dengan memotong tali kembang bersama Wali Kota Solo.
Sebelumnya museum ditutup sebagai persiapan untuk kenaikan tahta Raja, tinggalan jumenengan Pakubuwono ke-13 yang telah terlaksana pada akhir bulan kemarin. Rudyatmo menambahkan Pemkot Solo akan terus melaporkan perkembangan Keraton Kasunanan Solo kepada Kementerian Dalam Negri pascakenaikan tahta raja.
Sementara itu Ketua Satuan Tugas Panca Narendra GPH Benowo menyambut baik diporforasinya tiket museum. Hal itu menurutnya dapat memudahkan Keraton dan Pemkot Solo dalam mendata pengunjung museum. “Pemerintah jadi bisa tahu jumlah pengunjung, dari situ juga bisa diukur bantuan yang selama ini diterima keraton, apakah cukup atau tidak,” ujarnya.