REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Polisi masih memburu pelaku penganiayaan dalam bentrokan pelajar yang terjadi di Klaten pada Selasa (2/5) kemarin. Usai bentrokan, polisi mengamankan 136 orang pelajar yang terlibat. Namun hanya 15 pelajar saja yang kemudian diperiksa intensif. Satu diantaranya telah di tetapkan sebagai tersangka.
Kapolres Klaten AKBP Muhammad Darwis mengatakan, tersangka berinisial RS (23 tahun) itu merupakan alumni dari sekolah yang menggelar konvoi dari arah Yogyakarta menuju Klaten.
Meski begitu, Darwis tak menyebut asal sekolah yang pelajarnya melakukan konvoi kendaraan dari Yogyakarta menuju Klaten. RS ikut bergabung dengan tiga sekolah lainnya dari Yogyakarta melakukan konvoi sepeda motor menuju Klaten.
"Tersangka lulusan dari situ, ikut konvoi asalnya dari Sleman. sekarang kita sedang dalami inisiatornya, siapa yang menggerakan," ujar Darwis di Mapolres Klaten pada Kamis (4/5).
Lebih lanjut, Darwis menjelaskan kronologi kejadian bentrok tersebut. Kata dia, bentrok berawal usai pengumuman kelulusan pelajar SMA di Klaten. Konvoi kendaraan pelajar dari arah Yogyakarta menuju ke Klaten melalui jalan-jalan desa. Pelajar yang konvoi itu pun bertemu dengan pelajar Klaten di sejumlah titik dan terjadi bentrok.
Darwis mengatakan, terdapat delapan korban yang mengalami luka-luka akibat bentrok tersebut. Tiga pelajar mengalami luka berat di kepala, punggung dan tangan. Sementara sisanya mengalami luka ringan. Dari informasi yang diperoleh, pelajar yang menjadi korban berasal dari SMA Negri 1 Karangnongko dan SMK 5 Kristen Klaten.
(Baca juga: Aksi Brutal Konvoi Pelajar di Klaten, Ini Komentar FSGI)
Darwis melanjutkan, polisi mengamankan sejumlah senjata tajam usai bentrokan terjadi. Terdapat beberapa senjata tajam seperti badik dan gear. Darwis mengatakan, untuk senjata badik diakui tersangka RS merupakan miliknya. Sedang polisi masih mencari pelaku yang membawa gear motor dalam bentrokan tersebut.
Di lain sisi, Darwis mengimbau masyarakat agar tidak termakan oleh info hoax yang beredar di media sosial. Dimana menyebutkan bentrok yang terjadi di Klaten itu mengakibatkan 18 korban meninggal dunia.
"Untuk saat ini, kami masih mencari motifnya, kami fokus terhadap yang konvoi ini mencari inisiatornya," katanya.