REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan berharap penyidik Novel Baswedan tidak menjalani operasi pada bagian mata. Dia menceritakan kondisi Novel Baswedan setelah hampir sebulan sejak penyiraman air keras. Novel kini dirawat di rumah sakit Singapura.
"Kondisi mata sudah makin membaik, kita doakan mudahan tidak jadi operasi sementara ini. Syaraf dan darah sudah mulai jalan dan normal," katanya di Mataram, Senin (8/5).
Basaria Panjaitan berada di Kota Mataram, sebagai pembicara pada acara pelatihan untuk pelatih gerakan pemberdayaan kesejahteraan keluarga, karang taruna, dan lembaga kemasyarakatan untuk pencegahan korupsi dalam pembangunan desa. "Tiap minggu kami dapat laporan dari teman-teman yang ikut mendampingi di Singapura. Mudahan segera sembuh, kita doakan bersama," ujarnya.
Terkait dengan belum terungkapnya pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan, wanita pertama yang menjadi pimpinan KPK itu mengatakan pihaknya tetap bersabar menunggu perkembangan hasil penyelidikan. Basaria mengaku belum mengetahui apakah penyidik Polda Metro Jaya akan berangkat ke Singapura menemui Novel untuk dimintai keterangan seputar peristiwa penyiraman air keras yang dialaminya. "Kita sabar saja tunggu karena sampai sekarang pun pihak korban belum diperiksa. Secara teknis pihak korban ditanya dulu baru nanti ada pengembangan," ucapnya.
Novel disiram air keras sepulang sholat subuh dari masjid di dekat rumahnya pada 11 April 2017. Pelaku menyiramkan air keras dari sepeda motornya saat Novel Baswedan menengok ke belakang sehingga mengenai sebagian wajah dan mata. Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-e). Dia pernah mengalami kecelakaan di NTB saat sedang bertugas.