Kamis 11 May 2017 18:03 WIB

Ini Cara BUMN Manfaatkan Ajang IAPH

Pekerja melakukan proses pembangunan lantai jembatan dermaga Terminal Multi Purpose Pelabuhan Kuala Tanjung milik Pelindo I, di Batubara, Sumatera Utara, Jumat (11/3).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Pekerja melakukan proses pembangunan lantai jembatan dermaga Terminal Multi Purpose Pelabuhan Kuala Tanjung milik Pelindo I, di Batubara, Sumatera Utara, Jumat (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluang Bisnis dalam gelaran International Association of Port & Harbor (IAPH) Conference tak disia-siakan para pelaku usaha Indonesia. Dua BUMN Indonesia, PT PP dan BNI mencoba menyasar peluang berbeda di ajang yang mempertemukan lebih dari seribu pelaku industri pelabuhan dari 35 negara di dunia itu. 

"Event ini sangat penting karena seluruh pelabuhan di dunia hadir. Melalui event ini kami ingin memperkenalkan PT PP tidak hanya sebagai kontraktor, tetapi juga investor," kata M Toha Fauzi, direktur operasional PT PP dalam keterangan, Kamis (11/5). 

PT PP, menurut Toha, saat ini sedang mengincar untuk melaksanakan proyek pembangunan pelabuhan besar. Tak hanya dalam bentuk pembangunan tetapi juga dalam bentuk investasi seperti pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung. 

"Melalui IAPH kami bisa mencari peluang dan kesempatan untuk bekerja sama tidak hanya dalam membangun project tetapi juga investasi, terutama di sektor pelabuhan. Sasaran pertama kami adalah ASEAN sesuai dengan visi kami menjadi perusahaan (kontraktor) yang terbaik di ASEAN," ujar dia.

Berbeda dengan PT PP yang menyasar kontruksi dan investasi terhadap pelabuhan, BNI berupaya untuk menguatkan dukungannya terhadap industri maritim di Indonesia. Antara lain dilakukan dengan meningkatkan pelayanan port service financing

"Port service financing yang kami siapkan ini memberikan banyak manfaat, antara lain bagi Pelindo. Akan ada ketepatan atau kepastian pembayaran oleh pengguna jasa  pelabuhan. Adapun bagi para pengguna jasa kepelabuhan, layanan kami ini dapat memperlancar cash flow usaha," ujar Kiryanto, corporate secretary BNI.

Port service financing yang dikembangkan BNI berupa skim pembiayaan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di Pelindo I-IV yang diintegrasikan dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan. Port service financing tergolong baru di sektor layanan perbankan Indonesia. 

Ini merupakan sekumpulan layanan lengkap yang diberikan kepada pengguna jasa kepelabuhanan. Mulai dari penyaluran kredit hingga kemudahan dalam pembayaran atas penggunaan jasa-jasa kepelabuhanan di Indonesia.

"Beberapa kerja sama yang sudah dikembangkan antara BNI dengan Pelindo I-IV antara lain adalah layanan billing payment host to host, autocollection, port service financing, autodebet collection melalui BNIDirect, layanan pembayaran ke pihak ketiga melalui BNIDirect, kemudian pembayaran pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) melalui BNIDirect, serta layanan cash pooling melalui BNIDirect," Jelas Kiryanto. 

Kiryanto memperkirakan, sekitar 30-40 persen market share keuangan untuk sektor industri pelabuhan telah berhasil dikuasai BNI dengan pendekatan tersebut. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement