Jumat 12 May 2017 17:04 WIB

Wapres Dorong Penggunaan Obat-obatan Herbal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Yudha Manggala P Putra
Obat-obatan herbal
Foto: dok istimewa
Obat-obatan herbal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mendorong pemanfaatan obat-obatan herbal dalam kebutuhan pengobatan sehari-sehari. Sebab, saat ini kecenderungan penggunaan tanaman herbal dalam obat-obatan di berbagai belahan dunia sudah mulai dilakukan.

Untuk mendorong hal tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla secara resmi membuka Indonesia Natural Product Expo 2017 di Jakarta Convention Center (JCC).

"Hari ini kita berbicara tentang Indonesia Natural Product, khususnya untuk pengobatan ataupun kebutuhan yang lainnya yang berasal dari produk alamiah bukan produk kimia, memang kecenderungan ini telah menjadi bagian daripada upaya dunia dan bersama," ujar Jusuf Kalla di JCC, Jumat (12/5).

Jusuf Kalla mencontohkan, beberapa negara telah maju karena mengembangkan pemanfaatan produk herbal secara turun temurun. Misalnya saja ginseng di Korea. Ginseng telah dijadikan berbagai macam produk minuman maupun pengobatan, dan menjadi ikon bagi Korea. Tentu saja, produk ginseng telah memberikan sumbangan ekonomi bagi Korea.

Selain itu, Cina juga populer dengan obat-obatan herbal yang dikembangkan dengan sangat baik. Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia juga sudah memulainya dengan jamu namun citranya perlu ditingkatkan. "Jamu image-nya masih perlu ditingkatkan, karena masih dianggap itu suatu dikonsumsi oleh masyarakat menengah bawah, belum banyak dikenal tapi sudah mulai kita juga mengenal obat-obatan yang herbal seperti Tolak Angin contohnya yang telah mendunia," kata Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, untuk mendorong pemanfaatan tanaman herbal menjadi obat-obatan membutuhkan berbagai macam langkah. Diantaranya riset yang baik, basia ekonomi yang baik, teknologi yang mumpuni, basis pasar, dan penerimaan yang baik dari masyarakat. Oleh karena itu, Jusuf Kalla berharap melalui pameran Indonesia Natural Product Expo 2017 dapat mendukung kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan tanaman herbal.

Pemasaran dan mutu yang baik, serta harga yang kompetitif menjadi kunci bagi kemajuan pemanfaatan tanaman herbal. Apalagi, kini tren pengobatan di dunia berubah kearah penggunaan tanaman herbal.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Penny K Lukito mengatakan, Badan POM berupaya menciptakan iklim yang kondusif untuk mengoptimalkan pengembangan obat bahan alam terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Menurutnya, sebanyak 9 ribu tanaman obat telah teridentifikasi namun baru sekitar 4.410 simplisia sebagai bahan naku obat tradisional yang telah terdaftar di Badan POM.

"Salah satu bentuk keberpihakan Badan POM terhadap pelaku UMKM yaitu dengan menyediakan fasilitas pasar jamu kepada pelaku UMKM yang memiliki kendala keterbatasan finansial, dan akses pasar namun mempunyai kepatuhan yang tinggi terhadap regulasi," ujar Penny.

Indonesia Natural Product Expo 2017 merupakan ajang pameran produk bahan alam terbesar di Indonesia yang pertama kali digelar oleb Badan POM di Jakarta Convention Center dari 11-14 Mei 2017. Pameran ini dilaksanakan back to back dengan Third Meeting of Medical Plants Focal Point of Indian Ocean Rim Association Center for Science and Technology Transfer (IORA RCSTT) yang dihadiri oleh negara-negara yang ada di kawasan Samudera Hindia.

Pameran ini melibatkan beberapa kementerian/lembaga, akademisi, dan sektor bisnis di bidang obat tradisional. Menurut Penny, kegiatan ini akan dilaksanakan rutin setiap tahun sebagai rangkaian Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement