REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemprov Lampung bersama Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggelar satu tahun kelahiran badak Sumatra bernama Delilah di hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Jumat (12/5).
Lahirnya Badak Delilah di Suaka Rhino Sumara (SRS) TNWKI, hasil perkawinan badak Sumatra lainnya bernama Andalas dan Ratu. Kehadiran individu Badak Delilah menambah daftar pewaris badak Sumatra yang semakin langka Indonesia dan dunia. Sehingga tak heran, dunia internasional berharap banyak dengan Indonesia terkait kelangsungan hidup badak Sumatra tersebut.
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Justianto mengatakan, populasi badak Sumatra saat ini sudah mulai langka habitatnya di dunia. Untuk itu, Pemerintah Pusat maupun Daerah dan para stakeholder terkait harus bersinergi dalam upaya perlindungan satwa yang dilindungi tersebut.
"Populasi badak di Indonesia sekitar 57 individu sampai 60 individu untuk badak Jawa, dan kurang lebih 100 individu untuk badak sumatra. Ini menjadikan mamalia besar Indonesia ini sangat langka,” kata Agus pada acara setahun Badak Delilah.
Di saat populasi badak langka, tepat satu tahun yang lalu di SRS TNWK lahir lagi seekor badak. Untuk itu, ia berharap pemerintah pusat maupun daerah serta stakeholder lainnya harus mampu memberikan perlindungan, dan menjadikan SRS ini, tempat terbaik untuk populasi badak di Lampung.
Dengan semakin bertambahnya populasi badak di SRS TNWK Lampung, maka memerlukan ruang yang lebih luas.
Agus mengemukakan berdasarkan pengamatan seekor badak diperkirakan luas habitatnya sekitar 20 hektare. Total badak di SRS TNWK sebanyak tujuh badak, sehingga membutuhkan luas lahan sekitar 140 hektare.
“Desain rancang bangun telah disusun sehingga rencana perluasan infrastruktur SRS, dan tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi hutan dan lingkungannya," tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Budiharto mengatakan, hingga saat ini SRS TWNK berhasil mengembangbiakkan dua individu badak Sumatra. SRS ini merupakan penangkaran secara in-situ di habitat alaminya, dan dalam kurun waktu dua tahun berhasil mengembangbiakkan secara alami dengan kelahiran Andatu tahun 2012 dan kelahiran Delilah tahun 2016.
“Prestasi ini tidak hanya membanggakan masyarakat dan Pemprov Lampung saja, namun juga bangsa Indonesia dan dunia," katanya.
Budiharto mengatakan, dalam mensukseskan pelestarian badak sumatera diperlukan dukungan dan kerjasama semua pihak. Seluruh elemen masyarakat agar mampu memberikan peran dalam pelestarian badak, agar populasi badak yang hampir punah ini mampu dijaga