REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Istimewa Yogyakarta mengharapkan masyarakat Kabupaten Gunung Kidul yang berada di kawasan rawan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
"Di Gunung Kidul, dari 144 desa yang ada, ada 132 desa yang rawan bencana. Namun hingga kini yang sudah tertangani dengan pembentukan desa tangguh bencana baru 40 desa," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY Heri Siswanto pada pelaksanaan gladi lapang penangulangan bencana gempa bumi di Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Selasa (16/5).
Ia mengatakan potensi gempa bumi, semua wilayah rawan. Namun untuk longsor, Gunung Kidul paling tinggi di DIY. Gladi lapang bencana gempa bumi, sebagaimana yang dilakukan masyarakat Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, merupakan puncak pembinaan yang dilakukan BPBD DIY bersama BPBD Gunung Kidul. "Kami melakukan sosialisasi hingga 12 kali, dan puncaknya dengan gladi lapang ini," tambahnya.
Heri mengatakan pada gladi lapang ini diasumsikan Desa Girikarto terjadi gempa bumi berkekuatan 9,8 SR sehingga banyak warga dan bangunan serta fasilitas umum yang menjadi korban. Bahkan pada gladi ini diasumsikan ada 1 warga meninggal, 5 luka berat dan 10 luka ringan.
Sementara Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Gunung Kidul Sulistyo mengatakan latihan ini digunakan untuk membiasakan masyarakat dalam menghadapi bencana. Meski bencana alam tidak pernah diharapkan, namun karena bencana ini sulit diprediksi, maka jika sewaktu-waktu terjadi, masyarakat sudah siap.
"Latihan seperti ini perlu dilakukan, sehingga masyarakat tahu apa yang harus dilakukan jika ada bencana. Ini penting agar bencana tidak menimbulkan korban," kata Sulistyo.