REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsorsium Konservasi Badak Sumatera atau Tim Badak mengampanyekan #KadoUntukDelilah sebagai upaya penyadartahuan pada masyarakat tentang konservasi Badak Sumatra yang hingga kini berstatus kritis.
"Kampanye #KadoUntukDelilah memang bertujuan untuk menyampaikan berita tentang anak badak yang baru lahir tahun lalu. Ini untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia ambil bagian menyelamatkan Badak Sumatra," kata Country Director Wildlife Conservation Society (WCS) Noviar Andayani saat peluncuran kampanye penyelamatan Badak Sumatera di Jakarta, Selasa (16/5).
Berbagai program kampanye, menurut dia, juga disiapkan dengan platform media sosial sebagai sarana menyebarkan cerita tentang badak Delilah dan yang ingin ikut ambil bagian dalam konservasi Badak Sumatra.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia untuk terlibat dalam melakukan konservasi sebenarnya tinggi. Tapi tidak bisa disalurkan dengan baik kalau tidak dibarengi dengan kampanye untuk penyadartahuan masyarakat.
"Hari ini memang peluncuran tanda pagar saja, sedangkan program sedang dirancang lebih lanjut. Selain kampanye dan program, penyadartahuan secara 'offline' juga dirancang dengan target anak remaja dan dewasa," ujar dia.
Sedangkan Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia (YABI) Widodo Rahmono mengatakan dukungan masyarakat Indonesia diharapkan bisa diterjemahkan dalam aksi nyata melalui dukungan untuk Pemerintah dalam pelestarian Badak Sumatera.
"Bisa juga dukung Pemerintah mengeluarkan kebijakan lebih pro untuk menjaga populasi sekaligus habitat Badak Sumatera," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Dahono Adji mengatakan dirinya memiliki keyakinan target konservasi meningkatkan populasi Badak Sumatra hingga 10 persen dari jumlah individu saat ini dapat terpenuhi.
"Saya punya keyakinan, konservasi akan terpenuhi jadi nasib Badak Sumatra tidak seperti Harimau Jawa dan Harimau Bali yang punah," kata Bambang.
Kampanye, menurut dia, sudah mulai dilakukan di Taman Nasional Way Kambas (TNWK). "Yang penting kampanye itu kena sasaran. Kita tidak ingin semua berurusan dengan hukum, jadi penyadartahuan saja yang kita dilakukan," kata dia.