REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Bela Islam 2 Desember 2016 yang kerap dikenal sebagai Aksi 212 akan diusung menjadi film layar lebar. Film berjudul 212, The Power of Love produksi Warna Pictures itu dijadwalkan tayang pada 2 Desember 2017.
Sutradara Jastis Arimba mengatakan, film akan berdasarkan fakta dan data saat peristiwa fenomenal terjadi. Namun, ada alur cerita dengan penokohan fiktif yang terinspirasi serta mengadaptasi kisah-kisah emosional dan menyentuh selama aksi damai berlangsung.
"Film ini berbicara soal kekuatan cinta, cinta dalam hubungan antara satu manusia dengan yang lain, juga cinta antara manusia dengan Sang Pencipta," ujar Jastis yang berpengalaman menggarap berbagai film dokumenter.
Ia menyampaikan, tokoh utama film bernama Rahmat, seorang jurnalis yang awalnya skeptis terhadap berlangsungnya aksi. Rahmat mendapat hikmah dan hidayah meski awalnya terpaksa berpartisipasi dalam Aksi 212 karena menemani ayahnya yang sakit-sakitan.
Jastis memastikan, fokus cerita sama sekali tidak politis dan tidak mendapatkan intervensi dari pihak manapun. Tim produksi yang juga terdiri dari konsultan produser Ustaz Erick Yusuf itu berusaha menyampaikan momen penting 212 dengan sejujur-sejujurnya.
Film dibintangi oleh Fauzi Baadila sebagai tokoh utama Rahmat, bersama Adhin Abdul Hakim, Hamas Syahid, Asma Nadia, Meyda Sefira, Cholidil Assadil Alam, Ustaz Erick Yusuf, dan masih banyak lagi. Skenario ditulis oleh Ali Eounia, Jastis Arimba, dan disupervisi oleh Helvy Tiana Rosa yang rencananya juga diterbitkan sebagai novel.
"Film ini bukan tentang gerakan politik atau kisah cinta biasa. Seperti 212 yang merupakan aksi damai, film ini juga membawa pesan damai dari umat Islam Indonesia," ungkap Jastis.