REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono mengatakan penjualan sembako dengan harga eceran terendah (HET) di 23 halte bus Transjakarta sudah dilakukan sejak Jumat (26/5). Ia mengungkapkan terjadi kendala pada hari pertama saat penjualan sembako dengan harga eceran terendah (HET) di Halte Transjakarta.
Budi mengakui ada hal-hal yang tidak diperhitungkan dengan baik sehingga memperlambat pengoperasian penjualan sembako tersebut.
"Petugas terlambat karena jalanan macet betul, (mesin) EDC yang ternyata kami pikir sudah siap agak terlambat karena harus setting dulu, terus sembako sudah standby di halte. Jadi, Jumat itu kita harap dimaklumi dengan segala macam upaya sehari kita miss," ujar Budi di Balai Kota Jakarta, Senin (29/5).
Namun, pada Sabtu (27/5) sembako tersebut, Budi mengatakan, dijual di 23 halte Transjakarta. Halte tersebut adalah Stasiun Kota, Bendungan Hilir, Harmoni, Dukuh Atas 1, Sawah Besar, Juanda, Cempaka Timur, Manggarai, Pemuda Rawamangun, Sunan Giri, Pasar Pulogadung, Senen Sentral, Tegalan, Kramat Sentiong, Cawang UKI, Makro, BKN, Slipi Petamburan, Terminal Pinang Ranti, Grogol II, Slipi Kemanggisan arah Pluit, Penjaringan, dan Pluit.
Budi kemudian mengatakan ada empat jenis sembako yang dijual di halte Transjakarta. Empat sembako tersebut adalah tepung, minyak, gula, dan beras. Ia menyebut kegiatan penjualan sembako ini sebagai sembako on shelter (SOS). "Jadi tujuannya supaya mudah dikenal. Harga banyak orang komplain 'kalau dijual di halte nanti mematikan pedagang warung'. Saya jamin nggak, kan yang dipasang harga HET lho bukan harga murah. Ini bukan upaya menurunkan harga, ini untuk menjaga kestabilan harga. Silakan warung jual lebih murah, silakan ada yang lebih murah, kami jual dengan HET," katanya.
Proyek penjualan sembako ini merupakan proyek tim ketahanan pangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan berlangsung selama bulan suci Ramadhan. Ia belum tahu apakah proyek ini akan berlanjut di luar bulan Ramadhan.
"Jadi apakah ini akan diteruskan atau nggak, kami akan mengikuti arahan dari Pemprov selaku pemegang saham Tranjakarta kalau ini dirasakan efektif maka kita akan terus melanjutkan mungkin dengan suatu konsep yang lebih baik. Kalau ini kan sekarang shelter yang kita pakai tempatnya sebagian pasang display," ujarnya.