REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Banyak konten negatif di internet seperti pornografi, kekerasan, termasuk propaganda radikalisme, separatisme, komunisme dan lain-lain. Bagaimana menangkalnya?
Direktur Eksekutif Komunikonten Hariqo Wibawa Satria menyampaikan tiga tips bagi organisasi. Pertama, adakan pelatihan pembuatan konten, seperti menulis, membuat video dengan ponsel, membuat poster, infografis dan lain-lain. Kemudian sebarkan di kanal-kanal distribusi secara bergotong rotong oleh anggota organisasi.
Kedua, bentuk tim media sosial. “Saya sarankan, jika perlu bentuk bidang baru yang menangani ini, atau lembaga khusus. Ketiga, adakan lomba pembuatan konten,” kata Hariqo dalam diskusi di Aula Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok, Jawa Barat, Kamis (16/6).
Diskuski tersebut mengusung tema “Kontribusi kaum muda dalam mempromosikan Indonesia dan menangkal radikalisme”. “Radikalisme dan separatisme memang tantangan kita saat ini, namun minimnya konten yang diproduksi juga satu tantangan. Mari produksi konten untuk melawan konten-konten tentang radikalisme, separatism, komunisme dan lain-lain,” ujar Hariqo.
Hariqo menambahkan, mayoritas generasi muda Indonesia masih sebagai penyebar dan komentator konten. Meskipun, sudah banyak yang menjadi pembuat konten. Ini yang harus terus di dorong. “Kanal distribusi bukan hanya facebook dan lain-lain, tapi media-media online sekarang sudah sangat terbuka bagi masyarakat pembuat konten,” tutur Hariqo.
Diskusi yang diadakan Komunikonten (Institut Media Sosial dan Diplomasi) itu berlangsung mulai pukul 15.30 – 18.00 WIB. Hadir juga narasumber lainnya yaitu; Sidiq Mulyono (kadiskominfo kota Depok), Irwan Kelana (redaktur senior Koran Republika), dan Elvan Dani Sutrisno (wakil pemimpin redaksi Detik.com). Moderator Hafyz Marshal (pemred Siaran Indonesia.com)